Menanti Senyum Dewi Fortuna kepada Argentina

By Willy Kumurur - Kamis, 21 Juni 2018 | 17:32 WIB
Kapten timnas Argentina, Lionel Messi (tengah), saat dijaga ketat oleh dua pemain Islandia, Emil Hallfredsson (kiri) dan Kari Arnason (kanan) dalam laga grup D Piala Dunia 2018 di Spartak Stadium, Moskow, Rusia pada 16 Juni 2018. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )

"Saya pernah gagal mengeksekusi lima penalti secara beruntun, dan saya masih Diego Armando Maradona," ujar pemenang Piala Dunia 1986 itu.

Dini hari nanti, La Albiceleste akan menghadapi penghuni puncak Grup D, Kroasia. Rekor pertemuan Kroasia - Argentina adalah 4 kali, dengan hasil Argentina menang 2 kali, Kroasia menang 1 kali dan sisanya seri. Terakhir di pertandingan persahabatan tahun 2014, Argentina menang 2-1.

Kroasia, fragmen dari Yugoslavia tahun 1991 ini, pernah mengalami zaman keemasan tatkala di Piala Dunia 1998, berhasil masuk ke semi-final dan menyingkirkan Belanda 2-1 untuk meraih posisi ketiga.

Berbekal kemenangan 2-0 atas Nigeria, Kroasia merasa berada di atas angin. Pelatih Tim Kroasia, Zlatko Dalic, mengatakan bahwa ia tak akan mengubah pola permainan saat berhadapan dengan Argentina.

“Kami menghormati semua lawan kami, apalagi Argentina,” ujar Dalic. Namun pemain tengah Mateo Kovacic “merendahkan” lawannya.
Katanya, “Argentina terlalu tergantung kepada Lionel Messi. Namun, secara keseluruhan Kroasia lebih baik. Mengapa harus takut kepada Albiceleste?”

Lanjutnya, “Seorang diri menghadapi Messi adalah sulit. Kami akan bekerja secara tim untuk mematikan-nya.” Ante Rebic, pemain sayap Kroasia, mewinganalisis bahwa 50 persen kekuatan Argentina bertumpu pada Messi, sehingga “mematikan” Messi adalah sebuah langkah strategis untuk mengatasi La Albiceleste.

(Baca Juga: Wasit Laga Portugal Vs Maroko Justru Meminta Jersey Pepe Seusai Laga)

Selain Kovacic dan Rebic, Kroasia memiliki bintang-bintang yang membanggakan dalam diri pemain Real Madrid, Luka Modric, dan Ivan Rakitic dari Barcelona.

Barisan penyerang adalah punggawa-punggawa yang menjanjikan menebar teror di wilayah demarkasi pertahanan Argentina, seperti pemain depan Juventus, Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Inter Milan), dan Nikola Kalinic (AC Milan).

Mereka berpotensi menjadi trisula maut Kroasia. Jauh di belakang, pengawal barisan pertahanan, hadir sosok bek tangguh Liverpool, Dejan Lovren.
Dengan komposisi tim seperti itu, Kroasia akan menjadi “batu karang” yang siap menggerus Argentina, di Nizhny Novgorod Stadium, dini hari nanti.

Bagaimana nasib Argentina? Apakah laga melawan Kroasia akan berbeda dengan laga lawan Islandia? Different people find the zone in different ways (orang yang berbeda menemukan jalannya dengan cara yang berbeda), demikianlah Ken Robinson dalam bukunya The Element. Akankah Dewi Fortuna tersenyum-simpul?*