Uruguay Vs Prancis - Lembah yang Membiaskan Sinar Keberuntungan

By Willy Kumurur - Jumat, 6 Juli 2018 | 09:10 WIB
Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann merayakan gol Prancis ke gawang Argentina pada laga 16 besar Piala Dunia 2018 di Kazan Arena, 30 Juni 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Stade de France, Saint-Denis, seolah mau meledak oleh gemuruh 80.000 penonton di malam 12 Juli 1998. Ketika itu, Zinedine Zidane, Didier Deschamps dan kawan-kawan membenamkan Brasil 3-0 di final Piala Dunia 1998.

Saat itu, bintang muda Perancis, Kylian Mbappe, belum lahir. Ia lahir setelah Piala Dunia bersemayam di Prancis 5 bulan kemudian.

"Ya, itu adalah tahun yang baik baginya untuk dilahirkan," begitu canda pelatih Prancis, Didier Deschamps, yang menjadi kapten tim Les Bleus pada tahun 1998.

"Saya amat senang Mbappe adalah warga negara Prancis," katanya. 

(Baca Juga: Jadwal Perempat Final Piala Dunia 2018, Head to Head, Live Trans TV & Trans 7)

"Yang Anda lihat di Piala Dunia adalah pemain-pemain papan atas,” ujar Kylian Mbappe yang telah melesakkan 3 gol di Rusia.

"Inilah kesempatan untuk mendemonstrasikan apa yang bisa kami lakukan dan apa kemampuan kami. Tak ada tempat yang lebih baik selain Piala Dunia," ucapnya lagi.

"Titik paling kuat Prancis adalah dua penyerangnya, Antoine Griezmann dan Kyllian Mbappe," kata pelatih veteran Uruguay, Oscar Tabarez.

"Membiarkan Prancis memiliki ruang gerak, akan sangat menyulitkan. Di Kazan Arena, Prancis memiliki kebebasan yang meredam dan mematikan Argentina. Di Stadion Nizhny Novgorod mereka tak akan mendapatkannya.”

Bek Uruguay, Diego Godin dan Jose Maria Gimenez, adalah rekan Griezmann di Atletico Madrid.

Godin merupakan ayah baptis anak perempuan Griezmann.

Namun, mereka akan berhadapan sebagai lawan di gelanggang pertempuran, sebagaimana striker Uruguay, Luis Suarez, akan menantang rekan setim di FC Barcelona, Samuel Umtiti.

Griezmann punya kenangan indah bersama Uruguay. Sewaktu masih bermain di Real Sociedad, pelatihnya adalah Martin Lasarte, asal Uruguay.

Bersama Carlos Bueno, ia membawa klubnya ke papas atas Liga Spanyol.

"Carlos mengajari saya cara minum ala Uruguay," kata Griezmann, yang sering terlihat memegang sebotol teh pahit yang digemari oleh orang Argentina dan Uruguay.

(Baca Juga: Drama Banjir Gol Menit Akhir di Piala Dunia 2018)


Olivier Giroud merayakan gol Prancis ke gawang Argentina yang dicetak Antoine Griezmann melalui titik penalti pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Kazan Arena, 30 Juni 2018. ( JEWEL SAMAD/AFP )

Tatkala Uruguay tengah berjuang di babak Kualifikasi Piala Dunia bulan Oktober lalu, ia mengenakan seragam Uruguay dan pergi ke bandara Madrid untuk menjemput Godin dan Gimenez.

Griezmann juga telah menjadi anggota kehormatan Penarol, salah satu klub terbesar Uruguay.

Namun, striker Uruguay, Luis Suarez, menyampaikan pesan "pedas" kepada Griezmann.

“Berhentilah berpura-pura menjadi orang Uruguay. Ia dapat saja menjalani kebiasaan orang Uruguay, cara berbicara yang mirip, namun soal feeling... kami berbeda,” kata Suarez.

“Saya tidak tahu apa yang sedang ada di kepalanya, tetapi ini adalah Piala Dunia. Ada mentalitas lain.”

Jika Edinson Cavani sanggup pulih dari cedera betisnya, pertempuran kedua tim akan sangat seru dan menarik.

Karena tim Perancis dan Uruguay-lah yang sanggup menyingkirkan duo alien, dua pemain terbaik dunia: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam laga tragis dan dramatis.

Penyair abad ke-19 Perancis, Arthur Rimbaud, menulis sajak berjudul "Le dormeur du Val" (Yang Tertidur di Lembah): Adalah sebuah lubang di hamparan hijau di mana sebatang kali bernyanyi/ berpeluk seerat-eratnya pada rangkum rerumputan jerami/keemas-emasan, di mana mentari, di atas gunung megah/bersinar: adalah sebuah lembah yang membiaskan sinar.

Pasukan biru pimpinan Didier Deschamps akan memasuki lembah Nizhny Novgorod Stadium menghadapi Uruguay di babak 8 besar Piala Dunia 2018.

Mereka tentu berharap, Nizhny Novgorod Stadium merupakan lembah yang membiaskan sinar keberuntungan bagi Les Bleus.