Cristiano Ronaldo Pemantik Revolusi Italia dan Real Madrid

By Beri Bagja - Kamis, 12 Juli 2018 | 09:01 WIB
Media-media top Italia kompak menghiasi halaman muka dengan kabar kepindahan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid ke Juventus yang dikonfirmasi kedua kubu pada 10 Juli 2018. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Pada usia 33 tahun, Liga Italia kelihatannya cocok buat Ronaldo karena tempo permainannya tak secepat di Inggris, melainkan mengutamakan intelektualitas taktik.

Faktor inilah yang membuat Serie A terkenal sebagai liga penghimpun pemain-pemain uzur karena tak terlalu menuntut kebugaran superprima layaknya di EPL.

Kurikulum calcio juga cocok sebagai bekal persiapan pemain untuk menjadi pelatih. Karena itulah Italia melahirkan banyak pelatih top yang sukses di mana pun. Siapa tahu Ronaldo juga berpikir ke arah sana.

Kalau uang yang dicari, Ronaldo bisa saja memilih Paris Saint-Germain atau klub-klub China dan Amerika buat melanggengkan pemasukan dana di pundi-pundinya dalam usia senja.

Tak seperti Zlatan Ibrahimovic, Andres Iniesta, atau Kaka yang menepi ke luar Eropa setelah sadar tak mampu bersaing lagi di level tertinggi, Ronaldo bertahan di salah satu liga terelite.

Ia mematenkan ambisi penguasa tersebut, sembari rela gaji dipotong dan dilego jauh di bawah nilai klausul pelepasannya di Madrid.


Para pendukung Juventus berpose dengan seragam nomor punggung 7 bertuliskan nama Cristiano Ronaldo di depan gerai Juventus Store di Turin, 10 Juli 2018. ( ISABELLA BONOTTO/ AFP )

Sinyal penurunan performa atau kebugaran sang bintang sebenarnya sudah terlihat dari perubahan posisi yang dia lakoni.

Dari winger eksplosif, CR7 melakoni evolusi berangsur menjadi penyerang lubang, penyerang sayap, hingga penyerang tengah selaku predator di kotak penalti.

Dikutip BolaSport.com dari UEFA, Cristiano Ronaldo melesakkan 50 gol sepanjang 2017-2018 untuk klub dan timnas Portugal.