Sepak Bola Indonesia, Jangan Takut Bermimpi!

By Weshley Hutagalung - Jumat, 10 Agustus 2018 | 14:11 WIB
Penyerang timnas U-16 Indonesia, Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri, melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang Malaysia lewat titip penalti pada laga semifinal Piala AFF U-16 2018 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Kamis (9/8/2018). (SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Pertanyaan yang kerap muncul dalam diskusi bertemakan sepak bola di Tanah Air ialah: "Kapan terakhir kali tim nasional senior Indonesia berprestasi?” 

Rabu, 8 Agustus 2018, kalau kata sebagian orang itu tanggal baik (8-8-18). Semoga, kebaikan pula yang lahir dari diskusi sepak bola nasional yang digelar oleh Tabloid BOLA dan BolaSport.com.

Bertemakan “Bedah Timnas Indonesia di Asian Games 2018 dan Warisannya untuk Masa Depan Sepak Bola Kita”, hadir tiga pembicara mewakili tiga kepentingan.

Federasi sepak bola kita diwakili oleh Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Lalu, Yeyen Tumena sebagai Direktur Teknik Bhayangkara FC menyuarakan klub peserta kompetisi di Tanah Air.

General Manager Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, membawa kepentingan pelaku kompetisi.

(Baca Juga: Timnas U-16 Indonesia Vs Malaysia - Statistik Bagus Kahfi, Si Algojo Tanpa Kendur)

Ada pernyataan menarik yang disampaikan Ratu Tisha menjawab pertanyaan (atau keragu-raguan) peserta diskusi soal pernyataan sebelumnya tentang program PSSI membawa Indonesia tampil di Piala Dunia 2030.

Dengan diawali penjelasan program federasi, termasuk pembenahan organisasi sebagai dasar 5 elemen PSSI (selain Pengembangan, Kompetisi, Aktivitas Bisnis, dan Tim Nasional), Sekjen PSSI memaparkan bagaimana cara mencapai impian 2030 tersebut.

Saya terkesan dengan penekanan di akhir penjelasan Ratu Tisha yang mengenang ucapan dosen saat ia kuliah di ITB.