Dilema Eden Hazard, Nostradamus, dan Impian Real Madrid

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Senin, 15 Oktober 2018 | 20:21 WIB
Eden Hazard mencetak gol Chelsea ke gawang Cardiff City dalam partai Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, 15 September 2018. ( GLYN KIRK / AFP )


Penyerang Real Madrid, Gareth Bale, merayakan gol yang dicetak ke gawang Liverpool FC dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018. ( FRANCK FIFE/AFP )

(Baca juga: Bus Inter Milan Jadi Saksi Bisu Air Mata Jose Mourinho)

Cerita ini beredar dari salah satu media terkemuka di Spanyol, El Pais.

Musim lalu, ketika Real Madrid masih dilatih oleh Zinedine Zidane, Gareth Bale hampir tak pernah dapat tempat utama.

Bokong Bale lebih sering digunakan Zidane untuk membuat bangku pemain cadangan di Stadion Santiago Bernabeu tetap hangat.

Zidane pula yang kemudian membujuk presiden Real Madrid, Florentino Perez, untuk menjual Bale pada akhir musim  - sesuatu yang pada awalnya disetujui Perez.

Dana besar hasil penjualan Bale kemudian akan diinvetasikan ulang ke dalam skuat Los Merengues.

Neymar – nama yang disarankan Perez – ditolak Zidane setelah pria berkepala plontos itu mendapat peringatan dari rekannya, Didier Deschamps, tentang perilaku Neymar yang tak profesional.

Nama Eden Hazard kemudian disetujui keduanya sebagai bintang yang akan diboyong ke Madrid, ia lebih diprioritaskan daripada Harry Kane dan Mohamed Salah.

Akan tetapi semuanya berubah ketika Bale mencetak gol indah yang lebih mirip keberuntungan pada final Liga Champions kontra Liverpool.