Dilema Eden Hazard, Nostradamus, dan Impian Real Madrid

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Senin, 15 Oktober 2018 | 20:21 WIB
Eden Hazard mencetak gol Chelsea ke gawang Cardiff City dalam partai Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, 15 September 2018. ( GLYN KIRK / AFP )

“Saya perlu bermain reguler tiap pekan dan hal itu tak terjadi di Real Madrid. Saya perlu berbicara dengan agen saya dan melihat apa yang terjadi,” ujar Bale usai laga final tersebut.

Mendengar ucapan penuh kesedihan itu dan setelah melihat performa Bale di final, Florentino Perez berubah pikiran, ia kini ingin mempertahankan Bale.

Perez kemudian menelepon pemain asal Wales itu dan meyakinkan bahwa Bale akan jadi pemain penting Madrid musim berikutnya.

Hal yang tak diduga Perez adalah Zinedine Zidane marah besar karena merasa Perez mengubah kebijakan klub tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Zidane kemudian mengundurkan diri dan mimpi Hazard berseragam Real Madrid harus digantung kembali ke dalam almari.

(Baca juga: Hubungan Tak Menyenangkan Real Madrid dengan Pelatih Asal Spanyol)

Dilema Eden

Salah satu jalur cepat untuk diakui sebagai yang terbaik di dunia adalah dengan memenangi penghargaan individu sebagai yang terbaik – sebut saja Ballon d’Or dan Pemain Terbaik versi FIFA.

Pindah ke salah satu klub terbesar di dunia, Real Madrid, mungkin bisa jadi jalan agar Hazard mencapai level tersebut.

“Mungkin itulah mengapa saya ingin pergi, mungkin,” jawab Hazard sambil tersenyum ketika apakah alasan ia ingin pindah ke Spanyol demi meraih gelar Ballon d’Or.