Apa Sesungguhnya Penyebab Kematian Kiper Persela Lamongan Choirul Huda?

By Nina Andrianti Loasana - Senin, 16 Oktober 2017 | 17:43 WIB
Kiper Persela, Choirul Huda, beraksi pada sebuah laga Liga Indonesia, 20 September 2010. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung. Oleh teman-teman medis di stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan napas dengan bantuan napas. Kemudian, Huda dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulans, Huda juga ditangani secara medis untuk bantuan napas maupun untuk penanganan henti jantung," ujar Yudistrio Andri, Minggu.

Trauma benturan pada titik tertentu di dada memang bisa menyebabkan henti jantung.

Kejadian yang juga dikenal dengan nama commotio cordis ini kerap menyerang atlet di berbagai cabang olahraga. Terutama olahraga seperti baseball, hoki, karate, rugby dan sepak bola.


Commotio Cordis()

Kasus ini umunya terjadi jika kecepatan benda yang menghantam dada mencapai 48-80 km/jam.

Nyaris 80% atlet yang mengalami commotio cordis tak selamat meski telah diberi penanganan pompa dan kejut jantung.

Yudistira kemudian menjelaskan, pihak RSUD dr Soegiri Lamongan melakukan pemasangan alat bantu pernapasan terhadap Choirul Huda segera setelah tiba di rumah sakit.

"Sesampainya di UGD, Huda segera ditangani. Kami melakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen. Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu, kami harapkan kami melakukan pompa otak sama jantung," tuturnya.

Dokter Yudistrio mengatakan, setelah diberi penanganan, sempat ada respons dari Choirul Huda, tetapi kemudian menurun.

"Sempat ada respons dari Choirul Huda dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisinya tetap semakin menurun. Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama satu jam tidak ada respons. Tidak ada refleks tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian, kami menyatakan Huda meninggal pada pukul 16.45. Kami sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," ujarnya.