5 Langkah Liga Inggris untuk Perangi Kekerasan Suporter

By Firzie A. Idris - Kamis, 27 September 2018 | 21:08 WIB
Polisi Inggris memisahkan fans Manchester United dari fans Manchester City seusai berakhirnya laga Liga Inggris antara Manchester City dan Manchester United di Stadion Etihad, Mancehster, pada 20 Maret 2016. (OLI SCARFF/AFP)

Sebelum setiap musim bergulir, klub-klub berdialog dengan polisi baik di level lokal atau nasional.

Mereka melakukan review terhadap jadwal laga dan memastikan bahwa suporter dari kedua klub rival tidak bertemu saat mereka melakukan perjalanan tandang baik lewat jalan atau kereta api.

Dokumen FA juga memastikan bahwa keamanan di stadion merupakan tanggung jawab klub. Tugas polisi adalah mencegah kejahatan dan menjaga keamanan publik.

Namun, operasi mulus hanya bisa terwujud apabila kedua pihak bekerja secara erat.

(Baca Juga: PSSI Era Edy Rahmayadi, 22 Kuburan Suporter Indonesia)

Polisi akan menghadiri laga dengan undangan dari klub kandang. Di bawah hukum Inggris Raya, biaya operasi polisi di stadion atau properti klub ditanggung klub di bawah perjanjian khusus.

Pengamanan khusus untuk laga high-risk

Ada beberapa kategori terhadap sebuah laga di Inggris:

Klub kandang dan polisi akan melakukan beberapa tindakan untuk kategori laga terakhir. Antara lain, melakukan kick-off lebih cepat untuk mengurangi potensi konsumsi alkohol para suporter dan mengurangi risiko kekerasan.

Pertandingan berisiko tinggi bisa dimajukan pada pukul 12.00 atau 13.00 waktu lokal pada Sabtu atau dimundurkan ke Minggu ketika jalanan dan pusat kota lebih tenang.

Pada laga yang benar-benar high risk, kedua klub bekerja sama dengan pihak kepolisian bisa mengorganisir perjalanan para suporter ke dalam konvoi. Jika begitu, suporter tandang harus membeli voucher jauh hari sebelum laga yang bisa mereka tukar untuk tiket laga di dalam bus.

Fans yang tinggal jauh dari kota tujuan bisa diatur titik pertemuan khusus dengan klub, contohnya di rest area jalan tol.