Gagal Jinakkan Sepakan Bola Lemah, Kiper Klub Liga Inggris Bikin Lawan Cetak Gol Nutmeg dari Tengah Lapangan

By Dimas Wahyu Indrajaya - Minggu, 2 Desember 2018 | 18:20 WIB
Kiper Preston North End, Declan Rudd, gagal mengantisipasi laju bola sepakan pemain Birmingham saat kedua tim bertemu di laga Divisi Champioship Liga Inggris pada Sabtu (1/12/2018). (YOUTUBE.COM/TO GAMEZ)

Usai laga pelatih Preston Alex Neil melakukan pembelaan pada kiper 27 tahun tersebut.

"Sebagai seorang pemain profesional dirimu pasti mengerti saat melakukan kesalahan dan harus segera dilupakan. Tak ada yang mesti dilakukan untuk sekarang," ucap Neil dikutip BolaSport.com dari Sportbible.

"Declan butuh mengembalikan konsentrasinya dan terus melangkah maju. Kami tentu saja tak akan mengambinghitamkan dirinya, ia membuat kesalahan dan menghasilkan gol pertama."

"Kami terus maju dan memperbaiki (kesalahannya) mungkin dengan tidak membiarkan gol selanjutnya agar tidak terjadi lagi."

Kejadian kiper blunder yang berujung gol ke gawang sendiri bukanlah hal yang asing di Stadion St Andrews.

Yang paling terkenal pernah dilakukan kiper Aston Villa, Peter Enckelman, saat berhadapan dengan Birmingham dalam partai derbi pada 16 September 2002.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Sebuah Lemparan ke Dalam Berujung Gol Bunuh Diri dan Suporter yang Dihukum Penjara)

Kala itu kiper asal Finlandia gagal mengantisipasi operan ke dalam rekan setimnya Olof Mellberg dan membuat bola masuk ke dalam gawang.

Di saat itu juga fan Birmingham larut dalam kegembiraan sampai-sampai ada salah satu fan yang masuk ke dalam lapangan untuk mengejek Enckelman.

Fan Birmingham bernama Michael Harper itu pun terkena batunya dengan dihukum penjara dan dilarang masuk ke dalam Stadion St Andres seumur hidup.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on