Putusnya Siklus Tim Amerika Selatan Selalu Menjadi Kampiun Piala Dunia Setelah Jerman Juara

By Verdi Hendrawan - Sabtu, 7 Juli 2018 | 05:21 WIB
Reaksi bek Brasil, Thiago Silva, setelah timnya dikalahkan Belgia di babak perempat final Piala Dunia 2018, 6 Juli 2018 di Kazan Arena. (ROMAN KRUCHININ/AFP )

Timnas Brasil sudah harus angkat koper dari Rusia setelah di babak perempat final Piala Dunia 2018 mereka tumbang 1-2 dari Belgia di Stadion Kazan Arena, Jumat (6/7/2018) atau Sabtu dini hari WIB.

Pada pertandingan tersebut, gol-gol kemenangan Belgia didapat melalui bunuh diri Fernandinho (menit ke-13) dan Kevin De Bruyne (31').

Sementara satu gol balasan Brasil dicetak oleh Renato Augusto pada menit ke-76.

Hasil tersebut membuat semua wakil Amerika Selatan kini telah gugur setelah Uruguay juga dipulangkan oleh Prancis dengan skor 0-2.

Dengan kata lain, kegagalan Brasil dan Uruguay untuk tampil di semifinal Piala Dunia 2018 ini membuat siklus yang mengatakan bahwa wakil Amerika Selatan selalu menjadi juara setelah pada edisi sebelumnya Jerman menjadi kampiun kini telah pupus.

Sebelum Piala Dunia 2014, Jerman 3 kali berhasil menjadi yang terbaik di ajang 4 tahunan itu pada edisi 1954, 1974, dan 1990.

Sebanyak 3 kali pula wakil-wakil Amerika Selatan berhasil menjadi juara pada edisi berikutnya, yaitu Brasil (1958, 1994) dan Argentina (1978).

(Baca Juga: Ulangi Tragedi 2014, Brasil Tersingkir Setelah Pemain Intinya Absen)

Jika tren wakil Amerika Selatan bisa menjadi juara setelah Jerman kini telah pupus, hasil ini juga membuat beberapa siklus masih bertahan.

Siklus tersebut adalah tren juara baru setiap kali Piala Dunia digelar di tahun yang berbuntut angka 8.

Jika dirunut dari edisi 1958 saat Brasil berhasil keluar sebagai juara untuk kali pertama, Piala Dunia selalu menghadirkan juara baru.

(Baca Juga: Didier Deschamps Tidak Cemas Olivier Giroud Masih Mandul)

Sekitar 20 tahun setelah saat itu atau Piala Dunia 1978, Argentina sukses menyabet gelar pertama kala menjadi tuan rumah sebelum disusul oleh Prancis yang mampu meraih hal sama pada edisi 1998.

Meski sempat dirusak oleh Spanyol yang mampu menjadi juara baru Piala Dunia pada edisi 2010 atau hanya berselang 12 tahun, tetapi siklus 20 tahunan ini masih belum bisa dikatakan berakhir dalam 60 tahun ke belakang.