35 Pebulu Tangkis Asing Ikuti Training Camp 2017 di Djarum

By Imadudin Adam - Jumat, 6 Oktober 2017 | 11:22 WIB
Mantan pebulu tangkis, Christian Hadinata, ketika menghadiri perayaan ulang tahun ke-30 Tabloid BOLA di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, 3 Maret 2014. (HERKA YANIS/BOLA/JUARA.net)

Oleh karena itu, katanya, salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut dengan membantu negara-negara yang perbulutangkisannya masih dalam perkembangan, supaya atlet di negara tersebut bertambah banyak, tetapi kualitasnya juga meningkat.

"Saya rasa mereka juga termotivasi, kita tahu seorang Carolina Marin dari Spanyol suatu negara yang bukan negara bulu tangkis bisa menjadi juara yang hebat. Ini suatu hal yang positif bagi perbulutangkisan dunia," katanya.

Ia mengatakan selama ini Asia paling mendominasi perbulutangkisan, termasuk Indonesia. Kalau di Eropa, negara bulu tangkis terkemuka hanya Denmark yang menjadi juara, termasuk di All England dan baru sekali meraih Piala Thomas, sedangkan di Asia sudah berganti-ganti, yakni Indonesia, China, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan.

"Hal itu menggambarkan dominasi Asia, lama-kelamaan hal itu dipandang kurang bagus dan sekarang perkembangannya jauh lebih merata, termasuk di Spanyol. Namun negara besar, seperti Amerika Serikat perkembangan bulutangkisnya juga tidak terlalu menonjol. Hal itu juga harus diantisipasi karena banyak sekali cabang olahraga yang antre untuk masuk di Olimpiade," katanya.