David Jacobs, Petenis Meja Difabel yang Tak Kenal Lelah Mengejar Prestasi

By Delia Mustikasari - Senin, 4 Desember 2017 | 11:54 WIB
Petenis meja Indonesia, David Jacobs, saat menghadiri acara Anugerah Olahraga Indonesia BOLA di Hotel Santika, Jakarta, Jumat 3 Maret 2017. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Batu Loncatan

David Jacobs memang benar-benar sosok yang tak pernah puas atas prestasi. David ingin terus mencetaknya sampai benar-benar tak mampu.

Untuk itu, David sangat rajin mengikuti berbagai turnamen, termasuk di Surabaya, Jawa Timur, Oktober 2017. Menurut David, di turnamen ini para atlet normal tingkat nasional rata-rata turun semua.

Berlatih dan bertanding dengan atlet normal memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pola permainan David sekaligus menambah kepercayaan diri saat menghadapi lawan.

David juga sangat bersemangat mengikuti try-out di beberapa kejuaraan dan turnamen terbuka di luar negeri. Tujuan mulianya adalah persiapan menuju Paralimpiade 2020 di Tokyo.

David berpikir, jika persiapan sudah mantap menuju Paralimpiade 2020, maka untuk Asian Para Games 2018 pun akan lancar.

Syarat untuk bisa tampil ke level SEA Games dan Asian Games tak semudah ke Paralimpiade. David harus mengumpulkan poin sebanyak mungkin.

"Untuk ASEAN atau Asian, siapa pun boleh ikut, tapi Paralimpiade harus masuk minimal 14 dunia di kelas 10 (TT10)," jelas David.

Bila pada Oktober 2017 David berada di peringkat ketiga dunia, maka dalam rilis terkini ITTF Para Table Tennis Ranking 1 Desember 2017, David menduduki peringkat kedua.

Berdasarkan laman resmi Ipttc.org, David di urutan kedua dengan nilai (rating) 1822, naik dari sebelumnya 1788. Urutan pertama masih dipegang Patryk Chojnowski dengan nilai 1947, turun dari sebelumnya 1972.

Selain David, petenis lain Indonesia yang berada di 20 besar peringkat atlet difabel ITTF adalah Komet Akbar. Komet Akbar ikut naik peringkat ke urutan 17 dari sebelumnya 18.

Dengan modal dan semangat naik peringkat itu, David ingin lebih baik di Asian Games dan Paralimpiade. Pada Paralimpiade 2012 di London, Inggris, David meraih medali perunggu di kelas TT10 individual putra.

Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korsel, David mempersembahkan satu dari dua medali emas tenis meja Indonesia dari kelas yang sama.

 

A post shared by David_jacobs (@davidjacobs77) on

Harapan Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat bangga melihat prestasi David dan para atlet difabel Indonesia. Saat menerima kontingen atlet ASEAN Para Games 2017 di Istana Negara, Jakarta, 2 Oktober 2017, Presiden memuji setinggi langit para atlet difabel dan segenap ofisialnya.

Bagi Jokowi, bisa menjadi juara umum dalam pesta olahraga Asia Tenggara dua tahunan di Malaysia itu tidaklah mudah. Indonesia meraih 126 emas.

"Ini sebuah prestasi luar biasa, yang mengharumkan nama bangsa dan negara. Saya rasa seluruh rakyat sangat bangga terhadap prestasi yang telah diraih," puji Presiden, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Kemendagri.go.id.

Perolehan medali yang terdiri atas 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu itu menjadi perhatian khusus bagi Presiden. Jumlah itu melebihi target yang telah ditetapkan.

"Emas 126, perak 75, dan perunggu 50 juga sebuah prestasi yang luar biasa. Ditargetkan 107 emas, dapatnya 126. Yang seperti ini yang kita mau, dapatnya lebih," ucap Presiden.

Presiden berharap prestasi luar biasa itu dapat dipertahankan untuk sejumlah perhelatan berikutnya. Perhelatan terdekat tentunya Asian Games 2018.

Jokowi ingin sekali melihat bendera Merah-Putih berkibar paling tinggi sesering mungkin saat pengalungan medali di ajang yang akan digelar Tanah Air itu.