Kisah Huang Hua 2: Mantan Rival Susy Susanti dari China yang Putuskan Jadi WNI karena Jatuh Cinta dengan Pria Klaten

By Susi Lestari - Sabtu, 28 April 2018 | 18:32 WIB
Bermain ketoprak. Huang Hua berdialog dengan Jagawara yang diperankan suaminya, Tjandra Budi Darmawan, saat bermain ketoprak Rebut Kuasa pada perayaan Imlek di Klaten, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. (KOMPAS.COM/DOKUMENTASI TJANDRA)

Pada era 1990-an, nama mantan pebulu tangkis tunggal putri asal China, Huang Hua, dikenal baik oleh warga Indonesia.

Pasalnya, perempuan asal Nanning, Guangxi, China, ini merupakan rival berat pebulu tangkis putri kebanggaan Indonesia, Susy Susanti.

Laga keduanya kerap dinantikan dan memberikan ketegangan bagi para pendukungnya masing-masing.

Siapa sangka, Huang Hua akhirnya menetap di Indonesia, tepatnya di Klaten, Jawa Tengah.

Huang Hua kini tinggal di Klaten setelah menikah dengan pria Indonesia bernama Tjandra Budi Darmawan. Dia lalu mengubah status kewarnegaraannya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Setelah menjadi WNI dan menetap selama 25 tahun di Klaten, Huang Hua sekarang sudah lancar berbahasa Indonesia.

Di Klaten, Huang Hua memilih menjadi ibu rumah tangga, mengurus tiga putranya, dan membantu suaminya mengembangkan bisnis properti.

(Baca Juga: Masih Ingat Huang Hua? Pebulu Tangkis asal China Itu Kini Jadi WNI dan Menetap di Klaten)

Dia dan sang suami bahkan juga beberapa kali menyempatkan diri menyambangi dan berdiskusi dengan Susy di markas pelatnas PBSI di Jakarta.

Huang Hua juga tak pernah terpikirkan mengikuti jejak Susy yang berbisnis peranti bulu tangkis meski dia juga memiliki modal sebagai mantan pemain nomor satu dunia.

Menurut Huang Hua, namanya tidak sebesar Susy Susanti di Indonesia.

"Nama saya kurang besar untuk membuat itu. Saya sekarang malah pintar buat bakpao. Siapa tahu bakpao saya laku," tutur Huang Hua dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.

Sebelum diperistri Tjandra, karier Huang Hua sedang bagus-bagusnya.

Pada 1991, Huang Hua telah berhasil menyabet gelar pemain nomor satu dunia. Dua tahun kemudian, Huang Hua menerima pinangan Tjandra.

Tjandra lalu menceritakan betapa sulitnya memboyong sang istri keluar dari China. Apalagi, saat itu posisi tim Indonesia dan China masih kuat di dunia bulu tangkis.

"Saat itu, mau membawa Huang Hua keluar saja kesulitan. Pasalnya, Huang Hua menjadi aset negara China saat itu," ujar Tjandra.

Tak hanya itu, ada pula media di China yang menulis Huang Hua telah berkhianat setelah menikah dengan Tjandra.

Oleh karena itulah, Huang Hua memilih tidak bermain bulu tangkis setelah menikah dengan Tjandra.

"Kalau Huang Hua main dari Indonesia, maka finalnya pasti ketemu China. Kalau ketemu China kalah, pasti dikiranya mengalah. Tetapi kalau menang, Chinanya pastinya enggak senang," ujar Tjandra.

Setelah menikah, Huang Hua dan Tjandra tidak langsung tinggal di Klaten. Keduanya memilih tinggal di Amerika Serikat selama beberapa tahun.

Di sana, Huang Hua belajar bahasa, sedangkan Tjandra mengikuti sekolah di penerbangan.

Setelah lulus, keduanya pulang ke Indonesia. Setelah puluhan tahun hidup di Indonesia, Huang Hua sudah akrab dengan masakan Indonesia.

Dia menyukai rendang, rawon, ayam goreng, hingga nasi kuning.

"Kalau masak masakan Jawa belum bisa. Tapi, kalau masakan China bisa dan enak," aku Tjandra.

Tak hanya soal lidah, beberapa waktu lalu, Huang Hua juga diajak Tjandra untuk ikut bermain ketoprak berjudul "Rebut Kuasa" pada perayaan Imlek 2018.

Tjandra berperan sebagai Jagawara dan Huang Hua memerankan istri Jagarawa. Tjandra menerima tawaran main ketoporak yang dimainkan warga Tionghoa itu setelah ada permintaan Pemkab Klaten.

Setelah sekian lama meninggalkan bulu tangkis, Huang Hua tak menampik dia rindu mengayunkan raket.

Dia juga mengaku sempat ditawari menjadi pelatih tunggal putri Indonesia, tetapi ditolaknya.

Bagi Huang Hua, melatih sebuah tim butuh totalitas waktu dan pikiran. Dia akhirnya menolak karena mempertimbangkan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak.

"Setelah saya bicara dengan suami dan anak-anak, bila saya jadi pelatih, saya harus ke Jakarta. Semua waktu harus fokus melatih, makanya bagi saya sangat berat. Apalagi, bisnis suami saya semuanya di sini," kata Huang Hua.

(Baca Juga: Kejuaraan Asia 2018 - Kalahkan Wakil Jepang dengan Mudah, Della/Rizki ke Semifinal)

Menurut dia, menjadi pelatih tidak bisa sambilan.

Seorang pelatih yang baik harus mendedikasikan waktu dan tenaganya secara penuh untuk melatih pemainnya menjadi yang terbaik.

Semua pelatih yang saya lihat penuh dengan dedikasi dan tidak bisa bekerja sambilan.

Jadi, pelatih juga harus mengikuti seluruh perkembangan pemain," ujar Huang Hua lagi.

Walaupun tidak kembali ke dunia yang pernah membesarkan namanya, Huang Hua tidak pernah menyesal.

Dia justru telah menemukan kebahagiaan dalam hidup sebagai ibu rumah tangga dengan tiga putra, Tjandra Michael (22), Tjandra Christian (18), dan Tjandra William (18).