Bulu Tangkis Malaysia dan Kutukan Pelatih yang Belum Terpatahkan

By Susi Lestari - Selasa, 29 Mei 2018 | 12:26 WIB
Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Datuk Seri Norza Zakaria, berfoto bersama dengan skuat Malaysia untuk Piala Thomas-Uber 2018. ( NST.COM.MY )

Semua pelatih Malaysia yang bekerja di luar negeri telah mencicip sedikit keberhasilan, sedangkan skuat Malaysia masih terseok-seok.

Pada Piala Thomas 2018, Malaysia ambruk pada babak perempat final, sementara tim putri tidak berhasil masuk ke babak delapan besar.

Menyikapi keadaan seperti ini, salah satu sumber anonim angkat bicara.

"Saat masih sekolah, saya ingat keluarga saya dan saya menyaksikan bagaimana tim Malaysia bisa mengalahkan tim raksasa seperti China dan Indonesia dalam perjalanan memenangkan Piala Thomas pada tahun 1992," kata sumber anonim itu dilansir BolaSport.com dari The Star.

"Sekarang, saya kembali menyaksikan di Bangkok. Dan saya merasa sangat sedih. Betapa tidak memadainya Malaysia dibandingkan dengan China, Indonesia, atau Denmark. Bahkan mereka masih tidak ada apa-apanya dengan Jepang dan Thailand," tambahnya.

(Baca Juga: Pelatih Jepang Ungkap Alasan Merombak Nomor Ganda pada Final Piala Thomas 2018)

Sumber anonim itu lantas menanyakan apa yang salah dengan bulu tangkis Malaysia.

"Jika kami salah dalam hal sistem, lantas bagaimana Malaysia bisa menghasilkan tiga peraih medali perak di Olimpiade Rio 2016? Apakah itu kebetulan?" tanyanya sekali lagi.

"Sejujurnya, saya percaya kami memiliki bakat. Sayangnya, ada cacat dalam pemilihan pelatih, pemain, hingga keputusan yang terlalu pendek hingga merusak semuanya," kata sumber anonim itu.

Kini, Malaysia pun diharapkan untuk segera melakukan perubahan, jika tidak kejayaan bulu tangkis di negeri ini akan hilang secara perlahan.