Rowing Asian Games 2018 - Di Balik Kesuksesan Tim LM8+, dari Bayar Denda Rp 500 Ribu hingga Raih Emas

By Delia Mustikasari - Jumat, 24 Agustus 2018 | 22:19 WIB
Wakil Ketua Umum PB PODSI Budiman Setiawan (paling kanan) berbicara dalam konferensi pers setelah rowing menyelesaikan pertandingan terakhir di Jakabaring Sport City, Palembang, Jumat (24/8/2018). (DELIA MUSTIKASARI/BOLASPORT.COM)

Karena denda Rp 50.000 dianggap cukup murah, PODSI akhirnya menaikkan nilai denda hingga Rp 500.000.

"Kalau seminggu telat, mereka bisa membayar Rp 2, 5 juta. Setelah itu, mereka sadar. Usaha kami dalam membina mental semula banyak yang menentang," aku Budiman.

"Tetapi, uang denda tersebut masuk uang kas rowing yang juga digunakan untuk keperluan tim," ujar Budiman.

(Baca juga: Voli Pantai Asian Games 2018 - Kemenangan Dhita Juliana/Dini Jasita Pastikan Indonesia Punya 4 Wakil pada Perempat Final)

Setelah menata mental, PODSI memadukan analisis bio mekanik untuk mengetahui kekuatan dari para pedayung.

"Seleksi untuk tim Asian Games juga meliputi kekuatan mental dan ada argometer melalui sport science," ucap Budiman.

Setelah itu, tim rowing juga menjalani uji coba di Australia dan Belanda dan hasilnya memuaskan.

"Program yang saya buat ini merupakan investasi. Jadi, setiap tahun diperbaiki dan efeknya sangat banyak dan itu menjadi sumber motivasi besar bagi pedayung," tutur Van Opstal.

"Mereka juga punya motivasi besar pada Asian Games 2018 karena tampil di negeri sendiri dan banyak orang antusias menyaksikan penampilan mereka," kata Van Opstal.

Dengan keberhasilan meraih satu medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu pada Asian Games 2018, PODSI mengakui bahwa mereka sudah membidik Olimpiade Tokyo 2020.