Dianggap Bukan Olahraga, tapi eSports Diakui sebagai Olahraga

By Dwi Widijatmiko - Rabu, 29 Agustus 2018 | 14:10 WIB
Turnamen eSports (GOH CHAI HIN/AFP)

Sejak awal kemunculannya, keberadaan eSports sebagai sebuah olahraga memang terus menjadi kontroversi.

Tidak sedikit yang membantahnya sebagai sebuah olahraga lantaran sang pelaku hanya duduk dengan aktivitas fisik yang minim.

Presiden IOC, Thomas Bach, sudah menegaskan bahwa eSports "bertentangan dengan peraturan Olimpiade dan nilai-nilai olahraga".

Akan tetapi, Bach kelihatannya tidak akan bisa lebih lama lagi menolak potensi keuntungan yang bakal diambil IOC jika Olimpiade mulai mengakui dan memainkan eSports sebagai salah satu cabangnya.

Komite organisasi untuk Olimpiade Paris 2024 sedang berdiskusi dengan IOC dan berbagai organisasi profesional untuk memasukkan eSports.

Mereka menyatakan perlu memasukkan eSports untuk membuat Olimpiade tetap relevan dengan penonton generasi muda.


Tim India saat menghadapi Laos di turnamen eSports "Arena of Valor" yang menjadi cabang ekshibisi dari Asian Games 2018 di Jakarta. (GOH CHAI HIN/AFP)

(Baca Juga: Marc Marquez Ungkapkan Penyesalan, Penggemar MotoGP Kecewa)

Soalnya, tiket-tiket ajang internasional eSports selalu habis terjual.

Kejuaraan Dunia League of Legends 2017 misalnya, digelar pada November 2017 di Stadion Nasional Beijing, China, yang bisa menampung 91 ribu orang.