eSports akan Dilarang di Olimpiade Apabila Kriteria Ini Masih Terdapat pada Gim Digital

By Bayu Nur Cahyo - Senin, 3 September 2018 | 16:29 WIB
Pemain eSports asal Jerman, Michael'Megabit'Bittner, tersenyum pada event FIFA eWorld Cup 2018 di O2 Arena, London, Inggris, pada Kamis (2/8/2018). (@FIFAEWORLDCUP)

Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, memberikan komentar mengejutkan soal kemungkinan eSports dipertandingkan di Olimpiade nanti.

Asian Games 2018 mengukir sejarah karena untuk kali pertama cabang olahraga digital, yaitu eSports, dipertandingkan.

Kendati masih berstatus sebagai cabang olahraga eksibisi, animo masyarakat sangat besar ketika menonton pertandingan-pertandingan eSports di Asian Games 2018.

Indonesia pun sukses mencatat sejarah dengan meraih medali emas pertama di cabor tersebut melalui Ridel Yesaya Sumarandak yang mampu menjadi juara di gim Clash Royale.

Perolehan medali Ridel tidak dihitung lantaran status eSports di Asian Games 2018 masih sebagai cabor eksibisi atau pengenalan.

Meski demikian, tampaknya keberadaan eSports di pesta olahraga multievent nanti akan terancam.

Pasalnya Thomas Bach selaku ketua Komite Olimpiade Internasional memberikan pengumuman soal kemungkinan eSports akan dipertandingkan di olimpiade.

"Kami tidak bisa mempunyai sebuah pertandingkan di olimpiade yang mendukung kekerasan atau diskriminasi," kata Bach yang dilansir BolaSport.com dari AP News.

"Itu namanya pertandingan untuk pembunuh. eSports dari pandangan kami, bertentangan dengan nilai-nilai olimpiade, jadi tidak bisa kami terima," ujar dia menambahkan.