Lamban Respons Serangan Rasialis yang Menimpa Koulibaly, Presiden Napoli Ancam Liga Italia

By Ahmad Tsalis Fahrurrozi - Sabtu, 19 Januari 2019 | 21:41 WIB
Bek Napoli, Kalidou Koulibaly, kecewa setelah timnya kalah 0-1 dari Liverpool pada penyisihan Grup C Liga Champions 2018-2019, Selasa (11/12/2018) di Stadion Anfield. (TWIITTER.COM/SSCNAPOLI)

Buntut kartu merah tersebut membuat sang bek 27 tahun absen dalam laga melawan Bologna pada Liga Italia pekan ke-19.

Melihat hal ini, Aurelio De Laurentiis marah karena Koulibaly yang menjadi korban justru tidak mendapatkan perlindungan dan tetap menjalani sanksi.

Gerak-gerik FIGC untuk merestrukturisasi sistem sebagai langkah preventif agar kasus serupa tidak terjadi lagi pun ia nilai belum ada.

"Jika kita terus seperti ini, sepak bola akan secara berisiko menciptakan ledakan yang melukai diri sendiri," ujar Aurelio De Laurentis.

"Saya malu menjadi bagian sistem ini. Saya akan keluar dengan segera jika FIGC tidak melakukan langkah signifikan untuk melawan rasisme," tutur pebisnis asal Kota Roma ini.


Pelatih baru Napoli, Carlo Ancelotti (kiri), berpose bersama pemilik klub, Aurelio De Laurentiis, setelah menyetujui kontrak berdurasi tiga tahun menangani Il Partenopei.(DOK SSCNAPOLI.IT)

Pria 69 tahun tersebut 69 sembilan tahun tersebut percaya bahwa keadilan saat ini tidak sedang berpihak kepada Kalidou Koulibaly.

"Dengan sistem yang sekarang, Koulibaly bahkan lebih dipermalukan dalam peristiwa ini. Saya tersinggung karena apa yang menimpanya," tutur Laurentiis.

"Ia terpukul dalam hal yang sensitif menyangkut dirinya dan keluarganya.

"Sikap yang ia tunjukkan bisa menjadi teladan dan saya kecewa ia tidak mendapatkan keadilan," katanya lagi.