Lamban Respons Serangan Rasialis yang Menimpa Koulibaly, Presiden Napoli Ancam Liga Italia

By Ahmad Tsalis Fahrurrozi - Sabtu, 19 Januari 2019 | 21:41 WIB
Bek Napoli, Kalidou Koulibaly, kecewa setelah timnya kalah 0-1 dari Liverpool pada penyisihan Grup C Liga Champions 2018-2019, Selasa (11/12/2018) di Stadion Anfield. (TWIITTER.COM/SSCNAPOLI)

Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, mengaku muak dengan ketidakjelasan penanganan kasus rasialisme yang menimpa pemainnya, Kalidou Koulibaly.

Aurelio De Laurentiis geram dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), selaku badan yang memayungi Liga Italia.

Pasalnya Aurelio De Laurentiis menganggap FIGC tidak kunjung memberi keputusan dan langkah nyata untuk mengusut kasus serangan rasialisme yang menimpa bek Napoli, Kalidou Koulibaly.

Bahkan, jika FIGC tak segera bertindak, Aurelio De Laurentiis mengancam bakal keluar dan tak akan meneruskan keterlibatannya di Liga Italia.

Baca Juga:

"Sebagai sebuah organisasi yang memiliki sistem, mereka telah menunjukkan sikap tak tahu bagaimana melakukan perubahan, bahkan mereka menghukum korban bukan sang penyerang," ujar Laurentiis seperti dilansir BolaSport.com dari Corriere dello Sport.

Kalidou Koulibaly ditengarai mendapatkan chant bernada rasialis dari oknum fan Inter Milan dalam laga pekan ke-18 Liga Italia di Stadion Giuseppe Meazza, Rabu (26/12/2018).

Koulibaly yang sudah tertekan atas situasi tidak kondusif, lantas melanggar pemain Inter Milan, Matteo Politano, pada menit ke-81.

Bek asal Senegal itu pun tak terima dengan kartu kuning yang dijatuhkan wasit Paolo Mazzoleni dan melakukan gestur menyindir dengan bertepuk tangan.

Apes bagi Kalidou Koulibaly, ia kemudian dikartu merah dan harus meninggalkan lapangan.

Buntut kartu merah tersebut membuat sang bek 27 tahun absen dalam laga melawan Bologna pada Liga Italia pekan ke-19.

Melihat hal ini, Aurelio De Laurentiis marah karena Koulibaly yang menjadi korban justru tidak mendapatkan perlindungan dan tetap menjalani sanksi.

Gerak-gerik FIGC untuk merestrukturisasi sistem sebagai langkah preventif agar kasus serupa tidak terjadi lagi pun ia nilai belum ada.

"Jika kita terus seperti ini, sepak bola akan secara berisiko menciptakan ledakan yang melukai diri sendiri," ujar Aurelio De Laurentis.

"Saya malu menjadi bagian sistem ini. Saya akan keluar dengan segera jika FIGC tidak melakukan langkah signifikan untuk melawan rasisme," tutur pebisnis asal Kota Roma ini.


Pelatih baru Napoli, Carlo Ancelotti (kiri), berpose bersama pemilik klub, Aurelio De Laurentiis, setelah menyetujui kontrak berdurasi tiga tahun menangani Il Partenopei.(DOK SSCNAPOLI.IT)

Pria 69 tahun tersebut 69 sembilan tahun tersebut percaya bahwa keadilan saat ini tidak sedang berpihak kepada Kalidou Koulibaly.

"Dengan sistem yang sekarang, Koulibaly bahkan lebih dipermalukan dalam peristiwa ini. Saya tersinggung karena apa yang menimpanya," tutur Laurentiis.

"Ia terpukul dalam hal yang sensitif menyangkut dirinya dan keluarganya.

"Sikap yang ia tunjukkan bisa menjadi teladan dan saya kecewa ia tidak mendapatkan keadilan," katanya lagi.