Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Chelsea menghitung waktu untuk meresmikan transfer Gonzalo Higuain dari AC Milan dan memperkenalkannya kepada publik.
Gonzalo Higuain menjadi properti panas yang diinginkan pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, guna menambah daya gedor tim.
Pada bursa transfer Januari ini, pintu Higuain ke Chelsea semakin terbuka dengan kabar kesepakatan sang bomber melanjutkan masa peminjaman di The Blues.
Sebelumnya, AC Milan meminjam Higuain dari Juventus dan formulanya baru berlangsung 6 bulan.
Baca Juga :
Dalam benak Sarri, Higuain bakal cocok di Chelsea mengingat sang pelatih pernah mengasahnya menjadi top scorer Liga Italia 2015-2016 dengan catatan megah 36 gol.
Namun, ada hal yang membuat potensi kedatangan Higuain ke Chelsea tidak selalu bakal menguntungkan. Berikut tiga sebab di antaranya.
1. Penurunan grafik performa dan kondisi fisik
Dont sign Higuain hes too fat pic.twitter.com/E8Ss4VeoS1
— Sarrizabalaga (@ImBlue_16) January 13, 2019
Gonzalo Higuain merupakan bomber pemecah rekor Serie A saat menjadi raja gol Liga Italia 2015-2016 di bawah asuhan Maurizio Sarri.
Namun, prestasi itu sudah lama berlalu.
Sejak pindah ke Juventus pada 2016, Higuain sangat sering dihujani kritik soal kondisi badan yang menggemuk hingga dicap lamban.
Baca Juga : AC Milan Gagal Juara, Gonzalo Higuain Ngamuk di Lapangan
Situasi itu paralel dengan tren penurunan grafik ketajaman dari musim ke musim.
Setelah menggelontorkan 36 gol untuk Napoli di Serie A 2015-2016, secara berurutan Higuain melesakkan 24 gol (2016-2017), 16 gol (2017-2018), dan kini baru 6 gol dalam 15 partai liga di AC Milan.
Dengan kata lain, transfer Higuain ke Chelsea bulan ini terjadi ketika kondisinya tidak berada di puncak performa.
2. Mekanisme Sarriball
1 shot on target.
— Squawka Football (@Squawka) January 19, 2019
Sarriball. pic.twitter.com/p11PL5NohN
Kelihatannya Maurizio Sarri punya segala syarat untuk mengembalikan ketajaman Gonzalo Higuain karena pengalaman mereka bekerja sama di Napoli.
Hanya, jika mekanisme yang sama diterapkan, ada risiko filosofi 'Sarriball' besutan sang pelatih tetap terbaca lawan.
Pada awal musim ini, skema yang mengutamakan penguasaan bola maksimal dengan metronom Jorginho sebagai dirigen permainan begitu memukau.
Baca Juga :
Namun, lambat laun rival bisa mendikte strategi Chelsea dengan melawan balik lewat serangan kilat yang tajam, seperti diperlihatkan Arsenal saat menekuk The Blues di laga terakhir.
Sarri kini dihujani kritik karena tak memiliki taktik alternatif ketika skema 'Sarriball' dibaca lawan.
Manuver Jorginho menguasai distribusi bola dianggap percuma karena sang playmaker nyaris tak pernah melakukan killer pass atau umpan matang berujung peluang emas kepada penyerang di depannya.
Karena itu, siapa pun strikernya bisa jadi tak akan berefek besar jika Sarri tidak melakukan pendekatan berbeda.
3. Kutukan pemain Argentina
"I want another life where I could spend longer at Chelsea, I absolutely loved it there."
— Uber Chelsea FC ???? (@UberCheIseaFC) August 10, 2017
- Hernan Crespo. pic.twitter.com/qWoUOIQed9
Di luar sisi teknis, ada tradisi buruk yang menyambut Gonzalo Higuain di Chelsea.
Tradisi itu menjurus kutukan soal kiprah pemain Argentina yang melempem di Chelsea.
Sebelumnya, ada empat pemain Argentina yang gagal bersinar setelah bergabung dengan The Blues, yakni Hernan Crespo, Juan Veron, Franco Di Santo, dan Willy Caballero.
Baca Juga : Hernan Crespo Bicara 8 Hal soal Gonzalo Higuain Vs Mauro Icardi, Siapa yang Lebih Baik?
Tiba dengan ekspektasi tinggi, Crespo tak bisa dibilang sukses dengan catatan 20 gol dalam 49 partai Liga Inggris selama dua periode (2003-2004, 2005-2006).
Diwarnai cedera, Juan Veron hanya tampil 7 kali di Liga Inggris pada 2003-2004, gagal membuktikan diri, lalu dipinjamkan ke Inter Milan dan Estudiantes.
Di Santo gagal bikin satu pun gol dalam karier sebagai penyerang pelapis di musim 2008-2009, sedangkan Caballero kini cuma berstatus back-up kiper Kepa Arrizabalaga.