Peran Aktif Suporter PSS Sleman Perangi Rasialis di Piala Presiden 2019

By Mochamad Hary Prasetya - Minggu, 7 April 2019 | 11:33 WIB
Brigata Curva Sud, salah satu suporter PSS Sleman yang menempati tribune selatan pada laga PSS Slem ( CHRISTINA KASIH/BOLASPORT.COM )

GONANG SUSATYO/JUARA.NET
Aksi BCS, suporter PSS yang ditonton Presiden Jokowi.

Sebagai pengingat, BCS sempat membuat koreografi empat dimensi saat berlaga di Piala Presiden 2017. Koreo tersebut kemudian diikuti oleh beberapa kelompok suporter lain seperti The Jakmania (Persija Jakarta), Bobotoh (Persib Bandung), Bonek (Persebaya Surabaya), Aremania (Arema FC), dan beberapa kelompok suporter lainnya.

Baca Juga : BCS dan Manajemen PSS Sleman Adakan Pertemuan, Boikot Dinyatakan Berakhir

Suporter jangan hanya menuntut sepak bola Indonesia bersih dari mafia yang saat ini sedang hangat diperbincangkan. Akan tetapi, suporter juga harus berpikir secara dewasa dan terbuka untuk menyudahi permusuhan yang terjadi antarsuporter. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan berhenti menyanyikan lagu atau chant berbau rasialis untuk menghina tim lawan dalam sebuah pertandingan.

Mungkin selanjutnya, jika ada Piala Presiden 2020, panitia juga harus berkomitmen untuk memperbaiki citra suporter di Indonesia menuju arah yang lebih baik. Caranya dengan menghentikan pertandingan apabila ada suporter yang merendahkan tim dan pendukung lawan. Langkah itu sebenarnya sempat dipakai oleh PSSI di Liga 1 2018 pasca-meninggalnya Haringga Sirla, salah satu anggota The Jakmania.

DOK-PERSIJA.ID
Aksi koreo The Jak Mania masuk dalam suporter paling fenomenal sepanjang 2018 versi media asing.

Ada beberapa pertandingan yang sempat dihentikan sejenak karena tingkah laku buruk dari salah satu suporter. Ini bisa menjadi catatan penting agar persepakbolaan Indonesia bisa dipandang baik oleh semua kalangan. Termasuk, untuk mengubah persepsi negatif terhadap suporter yang dikenal anarkis dan rasialis, menjadi lebih positif.

Kemenangan memang menjadi sebuah hal yang sangat dibanggakan dan didambakan dalam sebuah pertandingan. Akan tetapi kemenangan tidak ada artinya bila masih ada rasialisme ataupun hinaan kepada tim dan suporter lawan. Pesepak bola dimana pun akan sangat senang bila suporter bisa saling menunjukan respek ke tim dan pendukung lawan. Seperti apa yang sempat dikatakan oleh pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, dalam sebuah kesempatan.

Baca Juga : Daftar Top Scorer Piala Presiden 2019 - Duo Striker Lokal Arema FC Vs Bomber Persebaya

“Tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa,” kata Bambang Pamungkas.

DOK-TRIBUN-JOGJA
Bambang Pamungkas, mencoba menenangkan suporter yang sempat ricuh dalam laga Persija Vs PSIS Semarang.

Pagelaran Piala Presiden 2019 sudah berjalan sangat bagus. Sejak bergulir pada 2015, panitia selalu berkomitmen untuk memajukan roda ekonomi masyarakat Indonesia seperti yang diminta Presiden Joko Widodo. Untuk edisi selanjutnya, fokus tersebut bisa ditambah dengan bersama-sama memperbaiki sikap dan pola pikir suporter Indonesia agar bisa mewujudkan sepak bola nasional yang fair play dan anti-diskriminasi.