Kisah Kekuatan China pada Penyelenggaraan Piala Sudirman Era 2000-an

By Delia Mustikasari - Selasa, 14 Mei 2019 | 21:15 WIB
Tim Bulu Tangkis China berpose dengan Piala Suhandinata seusai mengalahkan Malaysia 3-1 pada final K (BADMINTON INDONESIA)

Setelah kekalahan tersebut, China bangkit dan merebut trofi Piala Sudirman selama enam edisi berikutnya.

China mengalahkan Indonesia (2005 dan 2007), Korea Selatan (2009), Denmark (2011), dan Jepang (2013).

Pasangan ganda campuran Korea Selatan, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung juga tidak dapat membendung China pada final Piala Sudirman 2009.

China tidak pernah habis menghasilkan pemain bintang selama bertahun-tahun, misalnya Lin Dan, Zhang Ning, Cai Yun, Fu Haifeng, dan lainnya untuk mempertahankan dominasi China pada dekade pertama 2000.

Pada nomor tunggal putri, China tidak pernah kehabisan pemain cemerlang yakni Gong Zhichao dan Gong Ruina ke Xie Xingfang dan Zhang Ning.

Saat itu, tunggal putri dan ganda putri China berada di garda terdepan dalam peta perbulu tangkisan dunia.

Baca Juga : 2 Ganda Independen Malaysia Bisa Ikut SEA Games 2019 Usai Tak Masuk Tim Piala Sudirman

Fakta tersebut tercermin dalam Piala Uber. Saat itu, China merebut semua gelar dari 1998 hingga 2008.

Kedalaman ini memberi China keunggulan yang tak terkalahkan dalam turrnamen beregu.

Bersamaan dengan itu, rival besar China tampaknya menderita kekeringan dalam membuka bakat baru pada lima sektor.