EKSKLUSIF - Pandangan Teco soal 'Klub-klub Siluman' di Liga 1

By Muhammad Robbani - Rabu, 31 Juli 2019 | 07:30 WIB
Stefano Cugurra alias Teco diresmikan sebagai pelatih Bali United, Senin (14/1/2019). (DOK. BALI UNITED)

Kita suka waktu main lawan tim tradisional pasti pertandingan lebih bagus. Fanatik waktu kita main dengan tim-tim ini.

Seperti stadion hari ini penuh (Persib Vs Bali). Bagus buat semangat tim kita waktu main dengan mereka.

Jadi coach tak memandang masalah dengan label-label yang dialamatkan ke tim-tim ini?

Saya pikir saya tak boleh bicara tim lain, seperti Tira, saya tak pernah kerja di sana.

Menurut saya, Bali United tim bagus, tim baru. Manajemen pikir soal marketing, itu penting buat sepak bola.

Di dalam stadion ada kafe, saya pikir banyak stadion besar sekali bisa bikin seperti ini. Kamu lihat di Eropa sana, seperti mal. Mereka datang hari biasa buat makan dan lihat-lihat.

twitter.com/BaliUtd
Dekorasi Piala Dunia 2018 di Bali United Cafe.

Stadion bukan buat sepak bola saja. Bagus buat sepak bola, tapi bisa dapat uang pemasukan di sini, di situ. Saya pikir di Bali ada tempat anak-anak kecil. Sebelum saya main, anak main di sana.

Uang (dari suporter) keluar ini, terus datang buat tim. Ada toko jual baju, saya pikir semua tim juga bisa seperti ini. Kenapa? Sepak bola butuh uang buat bayar pemain, pelatih, lapangan. Itu butuh uang.

Lalu uang bisa datang dari situ bukan cuma saat pertandingan. Dari pertandingan bagus kamu dapat, tapi kamu bisa dapat dari yang lain.

Bagus Bali berpikir seperti ini, ada radio, ada televisi juga. Ada banyak acara sedikit modern.

Seperti orang Eropa, saya orang Brasil, tapi saya lihat Eropa banyak seperti ini. Saya pikir Bali bagus buat marketing tim.

Di Thailand ini adalah hal biasa, misal Bec Tero Sasana, klub kuat di sana yang sekarang merger menjadi Police Tero.

Dulu Police Tero disetir, tapi sekarang sama. Klub bagus di sana, tapi degradasi, sekarang di Liga 2.

Waktu Bec Tero degradasi, dia merger. Sama seperti Bhayangkara ini, Bec Tero tim dari TV supaya kuat.

Pemainnya bagus sekali, tapi banyak yang dijual ke Muangthong, klub yang berkuasa di Thailand.