BWF Beri Peringatan Keras kepada Pelaku Pengaturan Skor Bulu Tangkis

By Delia Mustikasari - Selasa, 6 Agustus 2019 | 16:15 WIB
Logo BWF

BOLASPORT.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) memberi peringatan keras kepada calon pelaku pengaturan skor bahwa pihaknya akan selalu memberi pengawasan.

Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund mengatakan bahwa mereka telah membentuk tim penyelidik yang terus memantau perilaku mencurigakan terkait dengan pengaturan skor atau manipulasi pertandingan.

"Berjudi telah menjadi masalah serius. Ada atlet yang terkait dengan manipulasi pertandingan dan uang," kata Lund seperti dilansir BolaSport.com dari The Star.

"Kami melihat masalah pengaturan pertandingan dengan serius seperti halnya doping. Kami di sini untuk melindungi atlet yang bersih," ucap Lund.

Menurut Lund, pihaknya memiliki pendekatan komprehensif seperti program anti-doping dalam program anti manipulasi pertandingan.

Baca Juga: Daftar Pebulu Tangkis yang Mundur dari Kejuaraan Dunia 2019

"Kami selalu mewawancarai atlet dan pelatih, tetapi itu tidak berarti mereka telah melakukan sesuatu kesalahan," ujar Lund.

"Kami mengambil tindakan ini untuk memastikan bahwa para atlet tahu bahwa kami menonton dan memantau (aksi mereka)."

Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) telah mengeluarkan pernyataan pada 31 Juli yang mengatakan bahwa mereka membantu dan bekerja sama dengan BWF dalam beberapa aspek penyelidikan mereka.

Namun, pernyataan itu tidak menjelaskan lebih lanjut tentang penyelidikan BWF atau dengan cara apa mereka membantu.

Diketahui bahwa beberapa pemain telah diwawancarai oleh BWF secara acak untuk membatasi masalah pengaturan pertandingan dan taruhan.

Baca Juga: Ini Jadwal Turnamen Bulu Tangkis Sepanjang Agustus 2019

BAM juga cepat menekankan bahwa tidak ada pemain mereka yang terlibat dalam perjudian dan pengaturan pertandingan.

Pada Mei tahun lalu, dua orang pebulu tangkis Malaysia, Tan Chun Seang dan Zulfadli Zulkiffli, masing-masing mendapat hukukam 15 tahun dan 20 tahun karena pengaturan pertandingan.

Baru-baru ini, mereka gagal dalam banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga di Lausanne, Swiss.