Mantan Pelatih Tunggal Putri Indonesia asal China Pulang Kampung dan Kisah Sakit Hati kepada BAM

By Delia Mustikasari - Sabtu, 7 September 2019 | 20:52 WIB
Pasangan ganda campuran China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, berpose di podium kampiun setelah memenangi babak final Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (21/7/2019). (DWI WIDIJATMIKO/BOLASPORT.COM)

Kini, dia bergabung dengan tim bulu tangkis nasional Jepang sebagai pelatih kepala dan mampu mengubah tim Jepang yang relatif tidak dikenal sepuluh tahun yang lalu menjadi membahayakan dalam peta persaingan bulu tangkis dunia.

Secara kebetulan, baik Li Mao dan Yoo Yong-sung juga pernah keluar dari BAM dengan cara yang tidak baik.

Legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, mulai mengalami terobosan dalam kariernya ketika dia dipersiapkan di bawah Li Mao.

Li yang meninggalkan BAM pada 2007, berbicara dengan surat kabar Malaysia pada 2008 tentang ketidakbahagiaannya di BAM.

"Terlalu rumit untuk melatih tim Malaysia pada waktu itu. Saya lihat timnas Korea Selatan bersatu saat mengikuti turnamen di luar negeri. Tetapi, ganda dan tunggal Malaysia saling bersaing satu sama lain," aku Li saat itu.

"Mereka tidak saling mendukung. Jika tunggal berhasil, sektor ganda tidak bahagia dan sebaliknya. Itu bukan kondisi yang saya inginkan untuk bekerja lagi," ucap Li Mao.

Baca Juga: Rekap Hasil Lengkap Chinese Taipei Open 2019 - Indonesia Nirgelar, Korea Kirim 5 Wakil ke Partai Puncak

Li Mao juga pernah mengungkapkan keinginannya untuk melatih para pemain pelapis, tetapi ditolak BAM.

"Sistem di Malaysia sulit dipercaya. Pemain dari BJSS (Sekolah Olahraga Bukit Jalil) dipromosikan menjadi pemain pelapis (di bawah Rashid Sidek). Tetapi, tidak ada yang mendukung para pemain saya."

"Di China dan Korea Selatan, seorang pelatih kepala diberikan wewenang untuk memilih pemain pelapis. Tetapi, tidak di Malaysia. Pemain pelapis seharusnya menjadi aset timnas. Namun, Saya tidak bisa memilih mereka. Sistem apa ini?" ujar Li Mao

"Bagaimana pemain pelapis dapat meningkat, jika mereka tidak berlatih dengan pemain terbaik negara. Saya memiliki Chong Wei saat itu dan saya ingin menghasilkan lebih banyak pemain top. Tetapi, saya tidak memiliki kesempatan untuk bekerja."

Di sisi lain, Yoo Yong-sung yang keluar dari BAM pada 2012 mengatakan hal yang sama kepada media Malaysia tahun itu.