Danilo Petrucci Sebut Marc Marquez Pembalap Terkuat di Dunia

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 3 Oktober 2019 | 06:20 WIB
Pembalap Ducati, Danilo Petrucci, pada sesi kualifikasi MotoGP Jerman di Sachsenring, Sabtu (6/7/2019). (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Danilo Petrucci mengatakan usaha timnya untuk menjadi juara dunia sangat jauh dari kata mudah karena mereka berhadapan dengan Marc Marquez.

Marc Marquez berpeluang mengunci gelar juara dunia musim 2019 pada balapan MotoGP Thailand 2019 yang berlansung di Sirkuit Buriram, Minggu (6/10/2019).

Keunggulan 98 poin membuat Pembalap Repsol Honda itu hanya perlu menambah dua poin dari pesaing terdekatnya, Andrea Dovizioso (Ducati), untuk menjadi juara.

Apabila sanggup mengunci gelar juara, ini menjadi kali ketiga Marquez mengalahkan Dovizioso dalam perburuan titel pembalap nomor satu MotoGP dalam tiga musim terakhir.

Kesulitan Dovizioso mempersembahkan gelar kedua bagi Ducati pada ajang MotoGP membuat rekan setimnya, Danilo Petrucci, angkat bicara.

Dikutip BolaSport.com dari Motorsport, Petrucci menilai Ducati harus bisa bersabar memperbaiki kelemahan mereka untuk menjaga persaingan di papan atas.

Apalagi, Marquez adalah pembalap yang sangat kuat.

"Saya tidak tahu apakah Ducati butuh perubahan besar-besaran tahun depan. Betul, kami harus terus memperbaiki tim, tetapi mengalahkan Marc kian sulit," kata Petrucci.

Baca Juga: MotoGP Thailand 2019 - Valentino Rossi Bertekad Kembali Tampil Cepat

"Andrea juga pembalap yang hebat dan dia layak juara. Ducati sudah melakukan yang terbaik, tetapi butuh waktu untuk menguji semua perbaikan yang kami lakukan," ucap Petrucci.

"Semua perlu bekerja keras karena kami melawan pembalap terkuat sepanjang sejarah," tutur pembalap yang pernah menjadi anggota kepolisian itu.

Petrucci merasakan sendiri bahwa motor Ducati butuh perbaikan.

"Pada dua balapan terakhir saya sudah memprotes karena tak bisa memperbaiki posisi dengan ban baru yang kami pakai," ucap Petrucci.

"Selisih dengan peringkat atas klasemen juga semakin menjauh, tetapi saya tak bisa berbuat apa-apa."

"Saya tak bisa melakukan manuver yang biasa saya lakukan dalam kondisi normal. Hal terbaik yang bisa kami lakukan adalah menganalisis apa yang terjadi," tandasnya.