Timnas Jadi Bulan-bulanan di Kualifikasi Piala Dunia, Quo Vadis Simon?

By Firzie A. Idris - Rabu, 16 Oktober 2019 | 18:22 WIB
Simon McMenemy pada pemusatan latihan timnas Indonesia di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Kamis (22/8/2019). (MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM )

Salah satu alasan Simon McMenemy melakukan rotasi adalah keletihan yang dirasakan skuad timnas karena Liga 1 telat mulai tiga bulan dari yang seharusnya start pada Mei 2019.

Baca Juga: Exco PSSI Bicara tentang Kembalikan Luis Milla ke Timnas Indonesia

Kompetisi harus kelar pada akhir Desember sehingga jadwal pertandingan dikompres untuk muat hanya dalam waktu tujuh bulan, itu pun belum menghitung apabila ada jadwal pertandingan yang tak mendapat izin keramaian dari polisi.

"Di liga kita, setiap 3 hari sekali ada pertandingan, sehingga pemain kelelahan," ucap McMenemy seperti dikutip dari KOMPAS.com.

"Ketika ada pemain yang lelah berlari, dan di bangku cadangan ada pemain yang lebih segar, kenapa tak kami manfaatkan pemain itu?" kata dia.

Akan tetapi, laga-laga timnas memang bukan seperti level klub di mana sistem rotasi bisa dilakukan dengan efektif.

Ketika membawa Bhayangkara juara Liga 1 2017, Hanya tiga pemain Simon yang tampil dalam 30 laga atau lebih: Ilham Udin, Wahyu Suboseto, dan Yoo-joon Lee.

Sebanyak 19 pemain menorehkan 10 penampilan atau lebih, menandakan bahwa Simon kerap memakai kedalaman skuadnya.

Minimnya waktu berkumpul untuk membangun chemistry antarpemain di level timnas dan sistem rotasi yang ia terapkan membuat delapan gol terakhir yang Timnas Indonesia terima pada laga-laga kontra Uni Emirat Arab dan Vietnam layak masuk ke kategori soft goals.

Lima gol saat melawan UEA dan tiga kontra Vietnam datang karena kombinasi kesalahan operan, organisasi pertahanan dan transisi bertahan yang buruk, serta kesalahan individu.