Kenapa Bruno Fernandes Dipasang sebagai Pivot oleh Solskjaer?

By Beri Bagja - Minggu, 2 Februari 2020 | 08:20 WIB
Bruno Fernandes dalam pertandingan Manchester United vs Wolves di Old Trafford, 1 Feruari 2020. (TWITTER.COM/MANUTD)

TWITTER.COM/MANUTD
Bruno Fernandes (kanan) bersama pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer.

Namun, itu tidak efisien karena operannya banyak meleset dan umpannya tak sekali pun menghasilkan peluang bagi tim.

Baca Juga: Evaluasi Derbi: Tim Real Madrid Paling Tangguh, Atletico Paling Mandul

Man United jadi menguasai permainan, tetapi tidak efektif karena kreativitas yang dibutuhkan dari seorang playmaker tak keluar lantaran posisi Bruno terlalu dalam.

"Solskjaer masih gagal paham bahwa tim ini tidak dilatih untuk bermain dengan 65 persen penguasaan bola. Dia bilang bahwa mendominasi permainan adalah hal positif," tulis artikel ulasan di portal komunitas, Stretford End.

"Tapi, saat United memiliki lebih banyak bola dari lawan, itu berarti mereka kesulitan, gagal mencetak peluang atau tak punya rencana apa yang harus dilakukan dengan bola itu," lanjutnya.

Berkaca pada performa tim, United memang bukan dirancang menjadi skuad seperti Manchester City atau Chelsea yang memiliki materi untuk memegang possession. 

Baca Juga: Dari Cavani sampai Bale, 5 Transfer yang Gagal Terjadi pada Deadline Day

Baca Juga: Man United Pinang Odion Ighalo, Solskjaer seperti Jilat Ludah Sendiri

Sebanyak 3 dari 4 kekalahan terakhir Man United di liga justru terjadi ketika mereka mendominasi bola atas lawan-lawannya.

Khusus performa Fernandes, dia lolos dari kritik tajam dan banyak ditoleransi karena memang baru menjalani debut.

Terlebih, Solskjaer mungkin belum bisa mengoptimalkan peran Fernandes sesuai fungsinya karena masih cederanya dua gelandang kunci, Paul Pogba dan Scott McTominay.

"Bruno hanya berlatih dengan kami satu kali, dan itu pun sesi yang ringan. Tapi kami semua antusias menunggu apa yang dia bisa bawa ke tim ini. Kami lihat dia pemain fantastis," kata bek sayap Luke Shaw.