Hendra Setiawan Ungkap Alasan di Balik Kegagalan pada Olimpiade 2016

By Lariza Oky Adisty - Rabu, 4 Maret 2020 | 19:14 WIB
Pebulutangkis Ganda Putra Indonesia, Hendra Setiawan, saat diwawancarai oleh Bolasport.com di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta (27/2/2020) (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Pemain ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, menyebut alasan dirinya dan Mohammad Ahsan tak maksimal pada Olimpiade Rio 2016 adalah karena mereka gagal mengeluarkan permainan terbaik.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada sektor ganda putra saat Olimpiade Rio 2016 digelar.

Mereka datang sebagai unggulan kedua di bawah Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan).

Ahsan/Hendra juga sudah mengoleksi dua medali Kejuaraan Dunia pada 2013 dan 2015.

Namun, penampilan mereka berdua justru tak sesuai harapan pada Olimpiade Rio 2016.

Keduanya gagal melewati fase grup.

Ahsan/Hendra hanya menang satu kali dan dua kali kalah pada penyisihan Grup D dan hanya finis pada urutan ketiga klasemen, sehingga tak lolos ke babak perempat final.

Hendra mengatakan saat itu permainan terbaiknya dan Ahsan tidak keluar.

"Saya rasa permainan kami saat itu tidak keluar. Entah karena peak-nya terlalu cepat atau malah belum sampai situ," kata Hendra saat ditemui BolaSport.com di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta.

Dia tak menampik bahwa menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada sektor ganda putra turut berpengaruh ke performa dirinya dan Ahsan yang tak maksimal.

Baca Juga: Belum Debut di Olimpiade 2020, Fajar Alfian Petik Hal Positif

"Beban pasti ada, apalagi kami saat itu ditargetkan juara dan kami hanya sendiri. Kalau saja saat itu ada dua wakil, mungkin akan lebih mudah," tuturnya melanjutkan.

Tandem Ahsan/Hendra sempat bubar usai Olimpiade 2016. Hendra memutuskan keluar dari Pelatnas PBSI dan menempuh jalur sebagai pemain profesional.

Tahun 2017 lantas dilalui pemain kelahiran Pemalang, 25 Agustus 1984, dengan bertandem bersama mantan rival terberatnya, Tan Boon Heong (Malaysia).

Pencapaian Hendra dan Tan tidak bisa dibilang memuaskan. Mereka lebih sering tersisih pada babak awal dengan pencapaian terbaik lolos ke final Australia Open 2017.

Baca Juga: Ingin Naik Kelas, Fajar Alfian Incar Gelar Juara Turnamen Level Super 750 dan Super 1000

Hendra kemudian bereuni dengan Ahsan dalam Kejuaraan Nasional 2017 di Bangka Belitung. Hasil apik mereka catat dengan keluar sebagai juara.

PBSI kembali memanggil Hendra ke Pelatnas pada 2018. Ayah tiga anak itu bergabung dengan status magang dan kembali berpasangan dengan Ahsan.

Penampilan Ahsan/Hendra sejak kembali berpartner semakin membaik meski keduanya sepakat menempuh jalur profesional.

Pada 2019, misalnya, duet berjulukan The Daddies tersebut menjuarai All England Open 2019, Kejuaraan Dunia 2019, dan BWF World Tour Finals 2019.

Mereka juga sukses menjadi juara pada New Zealand Open 2019, serta mencatat rekor tak terkalahkan pada 10 babak semifinal yang mereka arungi tahun lalu.

Sederetan prestasi tersebut membuat Ahsan/Hendra menjadi pasangan peringkat kedua dunia dan salah satu wakil Indonesia ke Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Tanggapan Anthony Setelah Dianggap Bisa Halangi Momota Raih Emas Olimpiade 2020

Jelang Olimpiade-nya yang ketiga, Hendra mengindikasikan dia sudah pulih dari rasa kecewa karena gagal pada Olimpiade 2016.

Hendra juga mengatakan dia tidak lebih terbebani ketimbang pada 2016.

"Waktu itu sempat kecewa, tetapi tidak terlalu. Kalau sekarang kami lebih enjoy, jadi menang atau kalah yang penting kami bisa maksimal," tutur Hendra.

Sebelum berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan masih harus menjalani sejumlah turnamen lain.

Yang paling dekat, keduanya akan bertanding pada All England Open 2020 di Birmingham, Inggris, 11-15 Maret mendatang.

Ahsan/Hendra akan bertemu Akira Koga/Taichi Saito (Jepang) pada babak pertama.