Walau Ragu, Chairman ATP Harap Tenis Bisa Digelar Agustus Mendatang

By Muhamad Husein - Jumat, 10 April 2020 | 14:50 WIB
Petenis putra Austria, Dominic Thiem, melakukan selebrasi setelah meraih kemenangan atas Roger Federer (Swiss) pada laga pertama Grup Bjorn Borg ATP Finals 2019. (SOUTH CHINA MORNING POST)

Sejauh ini, ATP sudah dipastikan kehilangan satu turnamen Grand Slam pada kalender kompetisi 2020 yakni Wimbledon.

Panitia penyelenggara Wimbledon memilih membatalkan penyelenggaraan turnamen untuk kali pertama sejak Perang Dunia II ketimbang mengambil risiko.

Sementara itu, panitia penyelenggara French Open yang juga berstatus turnamen Grand Slam, memilih untuk menggeser jadwal pelaksanaan turnamen mereka secara sepihak ke bulan September-Oktober mendatang.

Semula, turnamen Grand Slam lapangan tanah liat yang berlangsung di Roland Garros itu dijadwalkan berlangsung pada bulan Mei-Juni.

Baca Juga: Inilah Alasan Floyd Mayweather Jr Jadi Pelatih Tinju

Meski mendatangkan banyak kritik dari pemain dan pelatih, Gaudenzi menegaskan bahwa ATP tidak akan memberi sanksi kepada penyelenggara French Open 2020.

"Sekarang kami bekerja bersama," ucap Gaudenzi.

"Tenis membutuhkan persatuan, (panitia penyelenggara) French Open bertindak karena rasa takut, membuat kesalahan, tetapi mereka telah menyadari hal itu," kata pria Italia tersebut.

Lebih lanjut, ATP juga mulai memikirkan opsi untuk melanjutkan turnamen tanpa penonton.

Selain itu, ATP juga telah melakukan komunikasi dengan para dewan dan petenis untuk membahas turnamen serta strategi membantu kondisi finansial yang menyerang para petenis profesional level bawah.

"Sistem kami solid, mungkin satu tahun akan tanpa tenis, tetapi tidak lebih dari itu," ucap Gaudenzi.

Baca Juga: Lokasi Duel Fury Vs Wilder Tergantung Area yang Lebih Dulu Pulih