Momen Kilas Balik Persebaya Surabaya Dari Dualisme Hingga Saat Ini

By Wila Wildayanti - Kamis, 30 April 2020 | 14:45 WIB
Suporter Persebaya (Bonek) membawa spanduk permintaan maaf pada warga Blitar atas kasus kerusuhan setelah laga Piala Gubernur Jatim 2020 ke laga perdana Persebaya Surabaya di Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2/2020). (SURYA/HABIBUR ROHMAN)

BOLASPORT.COM - Persebaya Surabaya mengalami masa pasang surut sebagai klub sepak bola profesional, dari momen terdegradasi, dualisme hingga seperti saat ini.

Bagi pecinta sepak bola, khususnya pendukung Persebaya Surabaya, tentu tidak akan lupa masa dimana tim berjulukan Bajul Ijo itu terdegradasi.

Sebelum menjadi salah satu klub yang ditakuti seperti saat ini, Persebaya Surabaya lebih dulu pernah mengalami momen buruk.

Momen yang tak akan dilupakan oleh para pendukung Persebaya, tepatnya pada Indonesia Super League (ISL) 2009-2010.

Baca Juga: Ajukan Jadwal Ulang, BAM Mau Malaysia Open 2020 Digelar Akhir November

Persebaya Surabaya saat itu mengalami degradasi, tetapi dengan cara yan cukup aneh.

Saat itu Persebaya yang seharusnya melawan Persik Kediri pada 29 April 2010 di Stadion Brawijaya, Kediri tak jadi digelar karena Macan Putih tak menggantongi izin.

Padahal pertemuan tersebut amat penting untuk Bajul Ijo, dengan meraih kemenangan Persebaya mendapatkan tiket playoff agar tidak terdegradasi.

Tidak mengantongi izin keamanan, pertandingan antara keduanya di pindah ke Stadiaon Mandala Krida, Yogyakarta, 6 Mei 2010.