Momen Kilas Balik Persebaya Surabaya Dari Dualisme Hingga Saat Ini

By Wila Wildayanti - Kamis, 30 April 2020 | 14:45 WIB
Suporter Persebaya (Bonek) membawa spanduk permintaan maaf pada warga Blitar atas kasus kerusuhan setelah laga Piala Gubernur Jatim 2020 ke laga perdana Persebaya Surabaya di Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2/2020). (SURYA/HABIBUR ROHMAN)

Namun, Persik Kediri tak juga mengantongi izin keamanan di Yogyakarta.

Dan lagi-lagi laga di pindah ke ke Stadion Gelora Jakabaring Palembang, 5 Agustus 2010.

Jika disinyalir sesuai regulasi, Persebaya Surabaya tak perlu menjadwalkan pertandingan lagi, karena seharusnya mereka bisa menang tanpa bertanding dan mendapatkan skor 3-0.

Namun, alih-alih melakukan itu, PT Liga Indonesia merencanakan laga ketiga ke Palembang.

Tetapi dengan jadwal pertandingan yang tidak pasti tersebut, Bajul Ijo tak ingin datang, sehingga Persebaya harus puas dan finis di posisi ke 17 dengan mengoleksi 36 poin.

Dengan kejadian yang terjadi saat itu, pihak manajemen Persebaya pun memutuskan untuk tak lagi berlaga di Divisi Utama 2010-2011.

Dan sebagai wujud protes kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Persebaya berkompetisi di LPI 2011 yang mana kompetisi tersebut merupakan tandingan dari ISL.

Baca Juga: Alasan Muhammad Toha Pilih Bertahan Bersama Persita Tangerang

Tak berhenti di situ, setelah kejadian tersebut munculah tim yang bernama serupa, Persebaya DU, dan kini telah berubah nama menjadi Bhayangkara FC.

Meninggalkan kompetisi secara resmi tentu berbunyut panjang hingga dualisme.