Protokol Kesehatan untuk Sepak Bola, Madura United: Masak Harus Pakai SIKM?

By Wila Wildayanti - Sabtu, 30 Mei 2020 | 17:15 WIB
Kiper Persiraja Banda Aceh, Fakhrurrazi Quba, saat mengamankan gawang di laga melawan Madura United, (9/3/2020). (TRIBUNJATIM,COM/SUGIHARTO)

BOLASPORT.COM - Apabila kompetisi Liga 1 dilanjutkan dengan protokol kesehatan, Direktur Tim Madura United, Haruna Soemitro mengaku belum paham akan hal itu.

Berlanjutnya kompetisi Liga 1 2020 memang masih abu-abu tetapi Madura United telah ambil sikap tak akan ikut bila kompetisi kembali bergulir.

Madura United bahkan menjadi klub pertama yang mengonfirmasi tak akan ikut apabila Liga 1 2020 dilanjutkan.

Menurut Haruna Soemitro hal itu adalah yang tebaik untuk semua orang di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) ini.

Baca Juga: Tampil Melempem di Man United, Jesse Lingard Beberkan Penyebabnya

Madura United mengungkapkan hal itu dalam rapat bersama dengan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membahas kelanjutan kompetisi Liga 1 2020, Rabu (27/5/2020).

Sebagaimana diketahui, PSSI dan PT LIB hingga saat ini belum mengambil keputusan final terkait kelanjutan Liga 1 2020 ini.

Namun, meski begitu tim berjulukan Sape Kerrab sudah mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi apabila benar-benar Liga 1 2020 kmbli dilanjutkan.

Haruna menegaskan bahwa untuk saat ini kunci utama untuk kebaikan bersama yakni kesehatan dan keselamatan semua orang.

Apalagi wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia belum juga mencapai titik reda sebab di beberapa daerah pasien masih terus bertambah.

“Selama belum ada declare dari pemerintah/negara bahwa Covid-19 ini belum reda, maka Madura United tidak akan ikut,” kata Haruna Soemitro kepada BolaSport.com, Sabtu (30/5/2020).

Selain itu, wacana tentang adanya protokol kesehatan apabila kompetisi dilanjut bakal seperti apa dan bagaimana kedepannya untuk pelaksanaan Liga 1.

Jika memang protokol kesehatan bakal diterapkan dalam pertandingan, kalau begitu apa bermain dengan menjaga jarak dan protokol lainnya apa itu menjadi solusi terbaik?.

Seperti liga Jerman, Bundesliga yang kembali menggelar kompetisi tetapi dengan penerapan protokol kesehatan, dari pertandingan tanpa penonton hingga jaga jarak.

Bundesliga yang akhirnya mulai pada 16 Mei 2020 lalu itu melanjutkan kompetisi dengan mematuhi protokol kesehatan.

Pemandangan social distanding itu terlihat saat pemain yang berhasil mencetak gol tetap melakukan selebrasi dengan menjaga jarak dari para pemain lainnya.

Di mana saat biasanya setelah mencetak gol mereka bakal berkumpul dan merayakan bersama hal itu tak terlihat dan mereka merayakan dengan berdiri berjauhan.

Baca Juga:

Kalau ada turnamen pengganti dengan konsep menerapkan protokol kesehatan pun Haruna mengaku hingga saat ini ia mengaku tak paham akan hal itu.

Tentu saja hal ini bukan aneh jika Haruna tak mengerti, sebab permainan sepak bola itu termasuk hal yang tidak masuk akal.

Semua orang mengetahui bahwa dalam hal bermain sepak bola sendiri, akan ada benturan atau senggolan dari antar pemain untuk bisa memperebutkan bola.

Haruna menayakan, jika ada protokol kesehatan untuk kelanjutan kompetisi apa nantinya di lapangan harus ada Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) lapangan.

“Sampai sekarang saya belum tahu protokol kesehatan untuk pertandingan sepak bola itu seperti apa? Masak harus pakai SIKM?,” ujar Haruna.

Bila new normal sudah diterapkan di dunia olahraga pun Haruna mengaku tak bisa menjangkau akan hal itu.

Haruna pun sempat bercanda dengan apa new normal itu sendiri, sebab itu bukan masalah kecil apabila diterapkan disepak bola.

“Pengetahuan saya belum sampai menjangkau apa itu new normal yang saya baru tahu kalau tidak normal itu ya abnormal he he he,” tutur Haruna Soemitro.

Untuk sementara keputusan kelanjutan Liga 1 2020 pun masih menunggu dari PSSI.