Tak Ada Hadiah Uang dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, BWF Dapat Protes

By Delia Mustikasari - Rabu, 3 Juni 2020 | 09:50 WIB
Berita bulu tangkis internasional. (ANDREAS JOEVI/BOLASPORT.COM)

"Kejuaraan Dunia tidak pernah memiliki hadiah uang. Ini sama dengan Olimpiade, tetapi setiap sen pendapatan kami berikan kepada para pemain."

"Kami menyelenggarakan turnamen Tur Dunia yang menguntungkan dan merupakan bagian terbesar dari kompetisi kami," ucap Lund.

Sementara itu hadiah turnamen BWF World Tour Finals totalnya mencapai 1,5 juta dolar AS (sekitar Rp 21,3 miliar).

Baca Juga: Konsekuensi dengan Sponsor, Marcus/Kevin Harus Raih Emas Olimpiade

Menurut Lund, biaya operasional kantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia telah meningkat dibandingkan ketika bermarkas di London, Inggris selama hampir dua dekade karena BWF telah tumbuh menjadi organisasi besar.

"Tidak adil membandingkan dengan apa yang kami miliki beberapa dekade yang lalu. Ketika saya datang ke Kuala Lumpur, saya hanya memiliki delapan hingga sembilan staf. Tetapi, kami sekarang memiliki 42 orang staf karena organisasi kami dijalankan secara profesional di semua tingkatan."

"Kami memiliki klien dan pelanggan yang lebih besar untuk dilayani. Kami masih jauh tertinggal di belakang sepak bola dan tenis. Tetapi, kami sedang berupaya mempersempit jarak dengan cabang olahraga populer lainnya," tutur Lund.

BWF setelah All England Open 2020 telah menangguhkan turnamen hingga Juli mendatang. Lund berharap dukungan dari semua pihak ketika turnamen tahun ini kembali dilanjutkan pada Agustus.

"Tota sebanyak 25 turnamen yang masuk kualifikasi Olimpiade dari level ketiga ke tingkat atas terpengaruh dengan penangguhan tersebut. Kami telah memindahkannya ke antara Januari dan April tahun depan," katanya.

"Saya mengerti jadwalnya ketat, tetapi saya berharap para pemain melihat ini sebagai kesempatan untuk memulihkan mata pencaharian mereka. Kami sangat mementingkan kesehatan pemain, tetapi kami harus membuat rencana."

“Kami membutuhkan dukungan dan semua untuk bertahan agar ekosistem kembali normal. Tujuannya agar pemain berkompetisi, tuan rumah menyelenggarakan turnamen, dan sponsor kembali," ucap Lund.

Baca Juga: Tunggal Putra Indonesia Loloskan 2 Wakil ke Olimpiade, Pelatih Siapkan yang Terbaik