Menangi Emas Kejuaraan Dunia, Tontowi Ahmad Lega Sudah Wujudkan Mimpi Ayahnya

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 4 Juni 2020 | 18:19 WIB
Tontowi Ahmad saat menjadi vokalis band di perayaan ulang tahun PB Djarum ke -50 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Minggu (28/4/2019) malam. (MEDIA PB DJARUM)

BOLASPORT.COM - Mantan pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad, menyebut medali emas Kejuaraan Dunia 2013 sebagai prestasi paling berkesan.

Seperti diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Tontowi Ahmad resmi pensiun sebagai pebulu tangkis nasional pada Senin (18/5/2020).

Tontowi Ahmad menyusul jejak partner tandingnya, Liliyana Natsir, yang lebih dulu gantung raket pada Januari 2019.

Tontowi mundur dengan meninggalkan sejumlah catatan prestasi membanggakan.

Baca Juga: Tontowi Ahmad Sempat Mengira Sudah Dilupakan Warganet Sebelum Pensiun

Duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi juara dunia ada 2013 dan 2017.

Owi dan Butet—sapaan akrab Tontowi dan Liliyana—juga medali emas SEA Games 2011 dan mencetak hat-trick gelar All England (2013, 2014, 2015)

Puncak prestasi mantan ganda campuran nomor satu itu terjadi ketika meraih medali emas pada Olimpiade Rio 2016.

Dalam wawancara dengan Badminton Unlimited yang dikutip BolaSport.com, Tontowi menyebut medali emas Kejuaraan Dunia 2013 menjadi titel yang berkesan.

Baca Juga: Karena Goh Liu Ying, BWF Akan Tinjau Ulang Kebijakan Kualifikasi Olimpiade

Sebab, titel tersebut merupakan cara dia menjawab cita-cita ayahnya.

"Saat masih kecil, saya punya mimpi untuk jadi juara dunia. Ayah saya pun juga punya mimpi yang sama," kata Tontowi.

Hal tersebut yang membuat Tontowi sempat emosional saat mengunci titel juara dunia tujuh tahun lalu.

"Begitu juara, yang pertama teringat ya adalah ayah saya. Saya sempat menangis karena tersadar kalau bisa mewujudkan cita-cita beliau," tutur dia melanjutkan.

Baca Juga: Hendra Setiawan Berminat Jadi Pelatih Setelah Pensiun, tetapi...

Tontowi/Liliyana ketika itu harus melewati perjuangan keras untuk mendapat medali emas Kejuaraan Dunia 2013.

Mereka harus bermain tiga gim melawan pasangan nomor satu dunia kala itu, Xu Chen/Ma Jin (China) sebelum menang dengan skor 21-13, 16-21, 22-20.

Meski mendulang banyak prestasi, Tontowi mengaku tidak pernah terlalu memikirkan sederetan pencapaian yang ia raih saat berkarier.

Ia justru baru tersadar ketika memutuskan gantung raket.

"Waktu masih bermain sejujurnya saya tidak pernah berpikir soal gelar yang sudah saya dapatkan," ucap pemain jebolan PB Djarum itu.

"Baru setelah pensiun dan melihat prestasi saya dijabarkan, baru saya berpikir, lho ternyata prestasi saya banyak juga," tutur dia lagi.

Baca Juga: Alasan Ratchanok Intanon Minati Seni Fotografi Selain Bulu Tangkis