Toni Kroos Curhat Soal Gay, Masa Pensiun, dan Beda Budaya Spanyol dengan Jerman

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Sabtu, 6 Juni 2020 | 09:15 WIB
Gelandang Real Madrid, Toni Kroos, merayakan gol yang dicetak ke gawang Valencia dalam laga semifinal Piala Super Spanyol di Stadion King Abdullah Sports City, Rabu (8/1/2020). (TWITTER.COM/REALMADRIDEN)

BOLASPORT.COM - Toni Kroos bercerita soal gay, masa pensiun, dan perbedaan budaya antara Spanyol dan Jerman dalam sebuah wawancara.

Toni Kroos didatangkan oleh Real Madrid dari Bayern Muenchen pada awal musim 2014-2015.

Kroos telah berhasil menjadi jantung bagi lini tengah Real Madrid selama 6 tahun terakhir.

Sampai saat ini, pemain asal Jerman itu telah tampil sebanyak 266 kali di seluruh kompetisi yang diikuti oleh Los Blancos.

Kroos juga telah mencetak 18 gol dan 68 assists dari 266 pertandingannya tersebut.

Baca Juga: Kunci Sukses Real Madrid Kala Kembali Berlaga di Liga Spanyol: Adaptasi!

Selama berseragam kebesaran putih-putih, pemain 30 tahun itu berhasil meraih 1 trofi Liga Spanyol, 2 trofi Piala Super Spanyol, 3 trofi Liga Champions, 3 trofi Piala Super Eropa, dan 4 trofi Piala Dunia Antarklub.

Capaian tersebut membuat Kroos menjadi pemain Jerman paling sukses yang pernah ada dalam sejarah klub.

Dilansir oleh BolaSport.com dari Sportskeeda, Kroos sempat curhat dalam sebuah wawancara bersama majalah GQ.

Dalam wawancara tersebut, pemain berpostur 183 sentimeter tersebut menyampaikan pendapatnya tentang gay.

Kroos menyebutkan bahwa para pemain sepak bola akan dihina jika mereka ketahuan sebagai seorang gay.

TWITTER.COM/REALMADRID
Gelandang pengatur serangan Real Madrid, Toni Kroos, merayakan gol yang ia ciptakan ke gawang Leganes bersama Karim Benzema dalam laga Liga Spanyol, Kamis (31/10/2019) di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid.

Baca Juga: Toni Kroos Ttidak Bisa Membayangkan Dirinya Bermain di Liga Inggris

"Akal sehat saya mengatakan, tentu saja, bahwa setiap orang harus bebas untuk hidup di abad ke-21," ucap Kroos.

"Tapi, saya tidak tahu apakah saya akan menyarankan siapa pun untuk keluar sebagai seorang gay."

"Kadang-kadang kata-kata tertentu dilemparkan ke lapangan dan dengan emosi para penggemar di stadion saya tidak bisa menjamin bahwa mereka tidak akan dihina."

"Seharusnya tidak demikian, dan profesional yang keluar juga akan mendapat banyak dukungan dari semua pihak, tapi apakah itu yang terjadi di stadion yang penuh dengan penggemar lawan, saya ragu," ujar Kroos menambahkan.

Selain soal gay, Kroos juga menceritakan mengenai masa pensiunnya dalam wawancara tersebut.

Baca Juga: Toni Kroos Bantah Telah Menolak Kebijakan Potong Gaji Real Madrid

Pemain yang pernah bermain untuk Bayer Leverkusen itu mengatakan bahwa akan pensiun di Real Madrid dan tidak akan ke MLS.

"Lalu, saya berusia 33 tahun dan memiliki semua pilihan, tetap di sini, lakukan sesuatu yang berbeda atau akhiri karier Anda," tutur Kroos.

"Harapan saya adalah untuk mengakhiri karier saya di Real Madrid. Saya bukan tipe pemain yang cocok di sana (MLS)," kata Kroos melanjutkan.

TWITTER.COM/MADRIDISTASDC
Aksi gelandang tengah Real Madrid, Toni Kroos, dalam pertandingan Paris Saint-Germain kontra Real Madrid pada laga Grup A Liga Champions, Rabu (18/9/2019).

Tak berhenti di situ, Kroos juga menyebut bahwa budaya di Spanyol dan Jerman sangat jauh berbeda.

Jam karet di Spanyol telah menjadi budaya yang tidak bisa dilepaskan.

Baca Juga: Alasan Toni Kroos Tolak Kebijakan Potong Gaji Pemain Akibat COVID-19

"Orang Spanyol sedikit lebih santai dan saya pikir saya juga menjadi orang yang lebih santai," ucap Kroos.

"Datang terlambat 10 menit adalah ketepatan waktu yang biasa di sini."

"Ketika saya muncul tiga menit sebelum pertemuan tim, saya biasanya yang pertama, jika saya melakukannya di Jerman saya akan menjadi salah satu yang terakhir," ujar Kroos menambahkan.