Keturunan Gipsi, Tyson Fury Akui Pernah Dapat Perlakuan Rasis

By Muhamad Husein - Senin, 29 Juni 2020 | 19:35 WIB
Deontay Wilder (kiri) dan Tyson Fury (kanan) saat keduanya bertanding merebutkan gelar juara WBC di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Minggu (23/2/2020). (twitter.com/frankwarren_tv)

Baca Juga: Malaysia Panggil Pebulu Tangkis Independen untuk Latihan Gabungan

Meski merasa kesal dengan perlakuan seperti itu, Tyson Fury mengatakan bahwa dia tidak mau terlalu ambil pusing.

Sebaliknya, Fury belajar untuk memaafkan dan melupakan karena dia merasa perlakuan-perlakuan tersebut tidak memberi pengaruh apa-apa dalam kehidupannya.

"Saya tidak peduli, itu hanya sisi lain dari kehidupan. Saya mengalaminya sepanjang hidup saya, dan akan terus terjadi. Tongkat dan batu mungkin akan melukai saya, tetapi hanya panggilan tidak berarti apa-apa," tutur dia.

"Banyak yang bertanya,'Kenapa tidak membela ras Anda sendiri?'. Hanya ada satu ras, dan itu adalah manusia, dan saya akan membela kemanusiaan," kata Fury menegaskan.

twitter.com/frankwarren_tv
Petinju kelas berat, Tyson Fury, saat merayakan kemenangannya melawan Deontay Wilder dalam laga ulang di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Minggu (23/2/2020).

Rasisme adalah suatu kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat ditolerir dan bisa menimpa kepada siapa saja, bukan hanya mereka yang berkulit hitam, tetapi juga mereka yang berkulit putih seperti Tyson Fury.

"Saya pria dengan kulit putih yang juga mendapatkan perlakuan rasis pada tahun 2020 karena latar belakang pendatang," ucap dia.

"Anda bisa pergi ke bar dan bisa melihat tanda 'Pendatang dan Gipsi dilarang masuk'," kata Fury lagi.

Lebih lanjut, Fury mengaku heran karena sampai saat ini masih banyak yang memberi ruang terhadap aksi rasisme kepada para pendatang di Inggris.