Dokter Tim Persib Bandung: Rapid Test Bisa Rugikan Maung Bandung

By Hugo Hardianto Wijaya - Selasa, 30 Juni 2020 | 16:48 WIB
Dokter tim Persib Bandung, M. Rafi Ghani saat menjelaskan antisipasi wabah virus Corona. (Dok. Persib Bandung)

Dengan begitu, bila tes tersebut diterapkan pada Wander Luiz yang pernah positif virus corona, hasilnya akan selalu reaktif.

Pasalnya, Luiz telah memiliki antibodi yang bisa menangkal virus corona yang akan menyerangnya lagi.

"Kalau rapid test, yang kami ketahui hanya untuk mengetahui antibodi di dalam badan seseorang," tutur Rafi dilansir Bolasport.com dari Kompas.

"Artinya, kalau diberlakukan sudah bisa dipastikan itu (Luiz) akan reaktif atau positif pada saat pemeriksaan rapid test," kata Rafi di Mes Persib, Kota Bandung, Senin (29/6/2020).

Baca Juga: Tanggalkan Sejenak 'Silver Arrows', Mercedes Pakai Livery Warna Hitam pada F1 2020

"Jadi, mungkin poin ini sangat merugikan bagi kami, dan terkait masalah ini, sudah saya koordinasikan dengan dokter PSSI yang membuat protokol kesehatan ini," ucapnya lagi.

Alih-alih rapid test, Rafi menyarankan PSSI menggelar tes swab PCR yang dinilai lebih efektif dan akurat.

Berbeda dengan rapid test, tes swab PCR tidak sekadar mengecek antibodi melainkan langsung mendeteksi keberadaan virus corona dalam tubuh manusia.

Tim pun bisa langsung mengetahui apakah ada anggotanya yang sudah terpapar COVID-19 atau belum.

Baca Juga: Solskjaer Peringatkan Posisi Trio Lini Serang Man United Belum Aman

"Kalau untuk rapid test hanya untuk mengetahui antibodi pada seseorang, artinya pembentukan antibodi perlu waktu," ujar Rafi.

"Artinya dari terpapar awal dia butuh 7 sampai 10 hari untuk pembentukan antibodi atau si antibodi ini memang reaktif, tetapi padahal atletnya atau orang tersebut sudah sehat."

"Artinya, virusnya sudah tidak ada. Jadi, usulan saya swab PCR memang yang lebih baik, ke sananya kami ikuti protokol kesehatan yang baik," pungkasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Juventus resmi mendapatkan gelandang asal Brasil, Arthur Melo, pada Senin (29/6/2020) waktu setempat. Transfer tersebut terjadi melalui skema pertukaran pemain, di mana Barcelona mendapatkan pemain asal Bosnia-Herzegovina, Miralem Pjanic, dari Juve. Kesepakatan terjadi setelah Juventus bersedia menggelontorkan dana sebesar 72 juta euro atau sekitar 1,15 triliun rupiah demi Arthur Melo. Pertukaran yang dilakukan timnya dengan Barcelona membuat pelatih asal Italia, Maurizio Sarri, memberikan komentar terkait transfer yang terjadi. Menurut Sarri, dia tidak tertarik untuk membahas terkait transfer yang dilakukan oleh Si Nyonya Tua dengan klub yang bermarkas di Camp Nou itu. Arthur Melo didatangkan Barcelona dari klub asal Brasil, Gremio, pada bulan Juli 2018. Sementara itu, Juventus memboyong Miralem Pjanic dari AS Roma pada bursa transfer musim panas 2016. #arthurmelo #pjanic #bolasportcom #bolastylo #bolanas #juaradotnet #superballid #sportfeat #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on