Ini Pendapat Ahli yang Bisa Jadi Senjata Ampuh bagi Neymar soal Kasus Rasialisme

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Senin, 21 September 2020 | 20:00 WIB
Penyerang Paris Saint-Germain, Neymar, berdebat dengan bek Olympique Marseille, Alvaro Gonzalez, dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Minggu (13/9/2020). (TWITTER.COM/GLOBOESPORTECOM)

Kini, pihak PSG dikabarkan sedang membantu Neymar untuk menyelesaikan permasalahan terkait rasialisme itu.

Media asal kampung halaman Neymar di Brasil juga tak ingin ketinggalan untuk ikut serta dalam kasus itu.

Baca Juga: Juergen Klopp Ungkap Alasan Tak Pasang Thiago Alcantara Jadi Starter di Laga Chelsea Vs Liverpool

TWITTER.COM/SKYSPORTS
Penyerang Paris Saint-Germain, Neymar, berdebat dengan gelandang Olympique Marseille, Dimitri Payet, dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Minggu (13/9/2020).

Media kenamaan Brasil, Esporte Espetacular, mencoba mengundang tiga ahli bahasa isyarat.

Ketiga orang tersebut adalah Luis Felipe Ramos, yang merupakan bagian dari Asosiasi Tunarungu Rio de Janeiro, serta Felipe Oliver dan Mike Vidal, yang merupakan penerjemah bahasa isyarat di Institut Nasional Pendidikan Tuli.

Dalam sesi wawancara tersebut, Oliver menyampaikan bahwa Alvaro mengucapkan kata 'mono' kepada Neymar.

"Dia mengucapkan kata 'mono' dalam bahasa Spanyol, bahkan saat dia berbicara dan menutup mulutnya," ujar Oliver seperti dilansir BolaSport.com dari Sportbible.

Tak sepenuhnya mendukung Neymar, Oliver juga menyebut bahwa pemain berusia 28 tahun itu juga menyampaikan perkataan yang tidak pantas kepada Alvaro.

Baca Juga: AC Milan Vs Bologna - Memutus Hasil Buruk di Laga Pembuka Liga Italia

Menurut Oliver, Neymar melemparkan hinaan kepada Alvaro bahwa dirinya adalah seorang homofobik.

Pendapat ahli itu bisa menjadi senjata Neymar jika memang ingin terus berurusan dengan kasus tersebut.

Pasalnya, Alvaro bisa saja dihukum selama 10 pertandingan jika benar-benar terbukti telah melemparkan ucapan bernada rasialisme kepada Neymar.