Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Pendapat Ahli yang Bisa Jadi Senjata Ampuh bagi Neymar soal Kasus Rasialisme

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Senin, 21 September 2020 | 20:00 WIB
Penyerang Paris Saint-Germain, Neymar, berdebat dengan bek Olympique Marseille, Alvaro Gonzalez, dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Minggu (13/9/2020). (TWITTER.COM/GLOBOESPORTECOM)

BOLASPORT.COM - Bintang Paris Saint-Germain, Neymar Jr, kini memiliki senjata ampuh untuk membantunya mengatasi kasus rasialisme yang menimpanya.

Penyerang Paris Saint-Germain, Neymar Jr, sempat terlibat konflik dengan bek Olympique Marseille, Alvaro Gonzalez.

Konflik itu terjadi saat PSG bertemu dengan Marseille dalam laga Ligue 1 2020-2021, Minggu (13/9/2020).

Dalam laga tersebut, Neymar harus diusir dari lapangan karena melalui tayangan ulang Video Assistant Referee (VAR) ketahuan memukul Gonzalez.

Akan tetapi, Neymar memberikan pembelaan bahwa dirinya telah menjadi korban rasialisme.

Baca Juga: Ada Peran Andrea Pirlo Di Balik Gemilangnya Winger Baru Juventus

Pemain asal Brasil itu menuding Gonzales mengatakan kata mono yang dalam bahasa Spanyol berarti monyet.

Wasit yang sudah mengeluarkan kartu merah untuk Neymar tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh mantan pemain Barcelona itu.

Bahkan, Neymar sempat terancam terkena sanksi tujuh laga sebelum pada akhirnya diubah menjadi dua laga.

Kini, pihak PSG dikabarkan sedang membantu Neymar untuk menyelesaikan permasalahan terkait rasialisme itu.

Media asal kampung halaman Neymar di Brasil juga tak ingin ketinggalan untuk ikut serta dalam kasus itu.

Baca Juga: Juergen Klopp Ungkap Alasan Tak Pasang Thiago Alcantara Jadi Starter di Laga Chelsea Vs Liverpool

TWITTER.COM/SKYSPORTS
Penyerang Paris Saint-Germain, Neymar, berdebat dengan gelandang Olympique Marseille, Dimitri Payet, dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Minggu (13/9/2020).

Media kenamaan Brasil, Esporte Espetacular, mencoba mengundang tiga ahli bahasa isyarat.

Ketiga orang tersebut adalah Luis Felipe Ramos, yang merupakan bagian dari Asosiasi Tunarungu Rio de Janeiro, serta Felipe Oliver dan Mike Vidal, yang merupakan penerjemah bahasa isyarat di Institut Nasional Pendidikan Tuli.

Dalam sesi wawancara tersebut, Oliver menyampaikan bahwa Alvaro mengucapkan kata 'mono' kepada Neymar.

"Dia mengucapkan kata 'mono' dalam bahasa Spanyol, bahkan saat dia berbicara dan menutup mulutnya," ujar Oliver seperti dilansir BolaSport.com dari Sportbible.

Tak sepenuhnya mendukung Neymar, Oliver juga menyebut bahwa pemain berusia 28 tahun itu juga menyampaikan perkataan yang tidak pantas kepada Alvaro.

Baca Juga: AC Milan Vs Bologna - Memutus Hasil Buruk di Laga Pembuka Liga Italia

Menurut Oliver, Neymar melemparkan hinaan kepada Alvaro bahwa dirinya adalah seorang homofobik.

Pendapat ahli itu bisa menjadi senjata Neymar jika memang ingin terus berurusan dengan kasus tersebut.

Pasalnya, Alvaro bisa saja dihukum selama 10 pertandingan jika benar-benar terbukti telah melemparkan ucapan bernada rasialisme kepada Neymar.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P