5 Hal yang Terjadi kalau Bahu Mo Salah Tak Dihancurkan Sergio Ramos di Final 2018

By Ade Jayadireja - Selasa, 6 April 2021 | 12:30 WIB
Momen Sergio Ramos menjatuhkan Mohamed Salah pada final Liga Champions 2018-2019. (TWITTER.COM/MOHAMEDELGAZAR4)

BOLASPORT.COM - Situasi mungkin saja berubah jika Liverpool tak kehilangan Mohamed Salah saat jumpa Real Madrid pada final Liga Champions tiga tahun silam.

Hari ini, Selasa (6/4/2021), leg pertama perempat final Liga Champions edisi 2020-2021 menyuguhkan megaduel antara Real Madrid dan Liverpool.

Pertandingan akan dilangsungkan di Estadio Alfredo Di Stefano.

Pertarungan kedua tim terasa semakin gereget karena berbau aroma balas dendam.

Baca Juga: Ronald Koeman: Barcelona Lambat

Ini menjadi pertemuan pertama Madrid dan Liverpool sejak partai final 2018.

Dalam pertandingan puncak yang berlangsung di NSC Olimpiysky Stadium tersebut, The Reds tumbang 1-3.

Brace dari Gareth Bale dan satu gol Karim Benzema mengandaskan asa raksasa Inggris untuk membawa pulang trofi Si Kuping Besar.

Adapun satu-satunya gol Liverpool datang dari Sadio Mane.

Lebih 'nyesek' lagi, Liverpool kehilangan Mohamed Salah ketika skor sama kuat 1-1.

Sang bomber mengalami dislokasi bahu akibat pelanggaran Sergio Ramos.

Beberapa pihak meyakini bahwa Liverpool bisa saja mendapatkan hasil lebih baik jika Salah tetap berada di lapangan hingga laga selesai.

Berikut ini lima hal dan efek domino yang mungkin terjadi andai Salah tak mengalami cedera dalam final melawan Madrid pada 2018:

Baca Juga: Dimainkan sebagai Gelandang oleh Pelatih PSS, Aaron Evans: Saya Nyaman

GELAR LIGA CHAMPIONS KEENAM LEBIH CEPAT UNTUK LIVERPOOL

TWITTER.COM/ANYTHINGLFC_
Reaksi Gareth Bale dalam partai final Liga Champions 2018 antara Real Madrid vs Liverpool.

Liverpool terjun di final edisi 2018 dengan ambisi merengkuh titel Liga Champions keenam.

Memang dasar belum jodoh, skuad asuhan Juergen Klopp gagal memenuhi misi tersebut gara-gara Madrid.

Liverpool baru bisa jadi juara setahun kemudian setelah mengalahkan Tottenham Hotspur dalam partai bertajuk All English Final.

Andai saja Mo Salah tak cedera, mungkin saja Liverpool mendapatkan gelar Liga Champions keenam lebih cepat.

REAL MADRID GAGAL BIKIN SEJARAH

MARCA.COM
Trio BBC saat membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions 2016-2017

Kesuksesan pada 2018 menjadi gelar Liga Champions ketiga bagi Real Madrid secara beruntun.

Madrid jadi klub pertama yang menorehkan hattrick juara sejak kompetisi tertinggi antarklub Eropa berformat Liga Champions.

Mungkinkah keberadaan Salah bisa menggagalkan misi Los Blancos dalam mengukir sejarah? Mungkin saja.

CRISTIANO RONALDO BERTAHAN

TWITTER.COM/INTCHAMPIONSCUP
Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, merayakan gol bersama Giorgio Chiellini dalam laga Liga Italia kontra Torino di Stadion Olimpico Grande Torino, Sabtu (3/4/2021).

Cristiano Ronaldo memutuskan untuk meninggakan Real Madrid dan gabung ke Juventus setelah final Liga Champions 2018.

Lalu apa jadinya jika Liverpool yang keluar sebagai juara saat itu?

CR7 mungkin saja bertahan di Madrid karena termotivasi oleh kekalahan.

LLORIS KARIUS JADI LEBIH PEDE

TWITTER.COM/BTSPORTFOOTBALL
Gareth Bale menghampiri Loris Karius yang tengah menangis selepas laga final Liga Champions pada 26 Mei 2018 waktu setempat.

Lloris Karius dianggap sebagai biang keladi dalam kekalahan Liverpool dari Real Madrid pada final di Ukraina.

Kiper kebangsaan Jerman itu bikin dua blunder yang menyebabkan gawang The Reds kebobolan.

Imbasnya, dia menjadi begitu down.

Andai Salah tak cedera dan membawa Liverpool menang, kepercayaan diri Karius mungkin tidak jadi anjlok.

Mungkin pula Karius jadi penjaga gawang nomor satu Si Merah.

ALISSON KE CHELSEA

TWITTER.COM/LFCUSA
Kiper Liverpool, Alisson, saat melawan RB Leipzig pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2020-2021 di Stadion Puskas Arena, Selasa (16/2/2021) waktu setempat atau Rabu pukul 03.00 WIB,

Gara-gara performa ambyar Karius pada final 2018, Liverpool mendatangkan Alisson Becker dari AS Roma sebagai kiper utama.

Alisson sebenarnya juga diminati oleh Chelsea.

"Saya memilih Liverpool karena alasan yang sama ketika saya pergi ke Roma ketika saya pertama kali meninggalkan Brasil. Saya pikir ini akan menjadi langkah terbaik untuk karier saya," ucap Alisson.

"Chelsea mengganti manajer mereka dan tidak bermain di Liga Champions. Saya juga selalu mengagumi sejarah Liverpool," ujar pemain asal Brasil itu menambahkan.

Andai Liverpool memenangi duel kontra Madrid tiga tahun silam, lalu 'dosa' Karius termaafkan, mungkin saja Alisson mendarat di London Biru.