Program Percepatan, Siasat PBSI Atasi Kurangnya Amunisi Mumpuni di Ganda Putri

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Rabu, 7 April 2021 | 17:40 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, berpose setelah memastikan meraih medali SEA Games 2019 di Muntinlupa Sports Center, Manila, Senin (9/12/2019). (GARRY LOTULUNG/KOMPAS.COM)

Upaya PBSI dalam melakukan regenerasi bukannya tanpa kendala.

Pasalnya, kesempatan bermain di turnamen elite juga berkurang mengingat peringkat mayoritas pasangan ganda putri pelatnas saat ini berada di luar 100 besar.

Hanya Greysia Polii/Apriyani Rahayu (peringkat ke-6 dunia) dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto (34) yang memiliki kans besar untuk tampil di turnamen papan atas.

Alhasil, turnamen bertaraf rendah seperti Super 100, International Challenge, dan International Series menjadi sasaran demi memperbaiki peringkat sekaligus menambah jam terbang.

Baca Juga: Tantangan Greysia/Apriyani Usai Gapai Peak Performance Pada Awal Tahun

Eng Hian dan PBSI sepakat pasangan muda ganda putri harus mendapatkan kesempatan bermain sebanyak mungkin meski perjalanan jauh menjadi risiko yang harus dihadapi.

"Seperti International Series, Challenge, level 100, itu yang akan kita perbanyak. Walaupun memang risikonya adalah turnamen yang sekelas itu diadakan di Eropa," papar Eng Hian.

"Kita lihat turnamen tahun ini ya karena masih ada kendala pandemi ya. Kalau normal, pemain bisa mendapatkan 10-12 turnamen."

"Mudah-mudahan 2022 pemain ganda putri bisa mengikuti turnamen paling tidak level 100 ke atas. Tahun berikutnya kita bisa melihat peluang ke Olimpiade 2024," sambungnya.

Baca Juga: Tai Tzu Ying Cetak Rekor Baru Sepanjang Masa dalam Peringkat BWF