PBSI Lakukan Pemetaan untuk Program Latihan Fisik Marcus/Kevin Dkk

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Minggu, 11 April 2021 | 20:10 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, melakukan selebrasi tos usai memenangi pertandingan atas wakil India, Lakhsya Sen/Chirag Shetty, pada semifinal Kejuaraan Beregu Asia 2020 di Rizal Memorial Colliseum, Manila, Filipina, Sabtu (15/2/2020). (BADMINTON INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Fisik para atlet pelatnas bulu tangkis PBSI digeber untuk memetakan program latihan bagi setiap individu.

Tes fisik digelar sehari setelah tes kesehatan pada Kamis (8/4/2021), tepatnya pada Jumat (9/4/2021) di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta.

Tes fisik ini dilakukan demi memberi bahan evaluasi kepada pelatih fisik untuk menyusun program bagi 87 atlet yang dipanggil pada pelatnas 2021.

Kepala Sub Bidang Pengembangan Sports Science PP PBSI, Iwan Hermawan, menyebut bahwa jadwal tes fisik pada tahun ini lebih pada dari sebelumnya.

Baca Juga: BAM Disponsori Yonex Rp 194 Miliar hingga Maret 2026

"Tes fisik ini adalah rangkaian yang kita adakan untuk screening atlet-atlet yang kita panggil," kata Iwan Hermawan, dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.

"Biasanya kita buat per sektor dengan jadwal berbeda-beda."

"Mulai tahun ini kita satukan jadwalnya agar data yang didapatkan bisa serentak termasuk juga tes kesehatan dan psiko test-nya," lanjutnya.

Ada enam macam tes fisik yang harus dilahap oleh Marcus Fernaldi Gideon dkk.

Baca Juga: Sering Bawa Emas Olimpiade, KOI Minta Cabang Olahraga Lain Tiru Pembinaan Bulu Tangkis

Keenam tes fisik tersebut terdiri dari core muscle test, vertical jump, medicine ball throw, court agility test, rast test, dan bleep test.

Core muscle test adalah tes untuk melihat kekuatan otot core.

Otot yang berada di daerah perut ini berfungsi menjaga keseimbangan serta fungsi gerak.

Kemungkinan cedera juga bisa dilihat dari tes ini.

Baca Juga: Bulu Tangkis Diminta Pertahankan Tradisi Raih Medali Emas di Olimpiade

BADMINTON INDONESIA
Suasana tes fisik bagi atlet pelatnas bulu tangkis di Pelatnas PBSI, CIpayung, Jakarta Timur, 10 April 2021.


Setelah pemeriksaan otot inti, kekuatan tungkai dan lengan pemain akan dinilai dalam tes vertical jump dan medicine ball throw.

Mentransfer tenaga sekuat dan secepat mungkin ke tungkai dan lengan menjadi puncak aplikasi kerja otot pada bulu tangkis.

Adapun, kelincahan dan ketangkasan para atlet di lapangan bakal diukur dengan court agility test.

Baca Juga: Turunkan Shi Yu Qi dan Penakluk Marcus/Kevin, China Comeback di India Open 2021

Terakhir, stamina dan daya tahan dari tiap pemain bakal diuji dalam dua tes berbasis lari yaitu rast dan bleep test.

Rast test mengukur daya tahan anaerobik, maksimal fatigue index, seberapa cepat recovery para atlet.

Pada rast test atlet bakal melakukan sprint sepanjang 35 meter lalu istirahat 10 detik lalu mengulanginya hingga tiga kali bolak-balik.

Bleep test untuk melihat kapasitas kardiovaskular yang mencangkup fungsi paru-paru, jantung, dan peredaran darah mengangkut oksigen.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Ketum PP PBSI Fokus Siapkan Tim Hadapi Olimpiade 2021

Hasil tes akan keluar sebagai satuan Vo2max yang menunjukkan kondisi kebugaran aerobik.

Iwan Hermawan berharap rangkaian tes fisik ini bisa menjadi acuan bagi pelatih fisik dalam menyusun program latihan.

"Dari data yang didapat dari tes ini kita bisa mengidentifikasi semua komponen dan kualitas fisik atlet-atlet kita," kata Iwan.

"Lalu data ini akan kita konsultasikan ke pelatih fisik untuk menjadi sasaran-sasaran latihan."

Baca Juga: Viktor Axelsen Kecam BWF soal Usulan Perubahan Sistem Skor

"Demi meningkatkan standar seperti yang kita inginkan, terutama untuk atlet-atlet yang kondisi fisiknya masih kurang," kata Iwan lagi.

Iwan menekankan pentingnya program latihan yang spesifik bagi setiap atlet

"Saya juga mendorong para pelatih fisik untuk membuat program latihan yang bersifat individualis berdasarkan hasil tes fisik ini," kata Irwan.

"Agar semua atlet bisa terpenuhi kebutuhannya dan akhirnya bisa sama-sama terangkat prestasinya."

Baca Juga: Susy Susanti Tolak Rencana Perubahan Sistem Skor, Begini Alasannya