Ironis, Penanganan Kasus Rasialisme di Sepak Bola Tak Seheboh European Super League

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Selasa, 20 April 2021 | 15:50 WIB
Penyerang Leeds United, Patrick Bamford, menyebut penanganan kasus rasialisme menjadi ironi karena tak seheboh European Super League. (TWITTER.COM/SPORF)

BOLASPORT.COM - Penyerang Leeds United, Patrick Bamford, menyebut penanganan kasus rasialisme menjadi ironi karena tak seheboh European Super League.

European Super League tengah menjadi perbincangan di dunia sepak bola saat ini.

Hal itu tidak lepas dari kontroversi yang ditimbulkan dan konflik dengan otoritas sepak bola Eropa, UEFA.

UEFA sampai-sampai harus mengecam keras dan memberikan sanksi berat kepada seluruh klub yang terlibat dalam European Super League.

European Super League sampai saat ini dipelopori oleh 12 klub top Eropa.

Baca Juga: Bos Real Madrid: European Super League bakal Selamatkan Sepak Bola

Keduabelas klub tersebut adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Tottenham Hotspur, AC Milan, Inter Milan, Juventus, Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid.

Bahkan, tak hanya UEFA dan federasi sepak bola masing-masing negara, para penggemar sepak bola pun ikut melayangkan protes atas terbentuknya European Super League.

Hingar bingar kasus European Super League seolah sudah mencuri seluruh perhatian penggemar sepak bola saat ini.

Namun, di mata Patrick Bamford, hal tersebut justru menjadi ironi tersendiri.

TWITTER.COM/LUFC
Striker Leeds United, Patrick Bamford, menggiring bola dalam laga Liga Inggris kontra Liverpool di Stadion Elland Road, Senin (19/4/2021).

Dilansir BolaSport.com dari Sky Sports, Bamford menyebut kalau European Super League memang masalah tersendiri bagi sepak bola.

Baca Juga: Bingung Dimarahi Pelatih Liverpool, Neville: Entah Apa yang Merasukimu, Klopp

Namun, menurut penyerang asal Inggris itu, ada masalah lain yang sebenarnya juga sangat penting saat ini.

Bamford menyebut kalau kasus rasialisme masih sangat penting untuk dituntaskan di dunia sepak bola.

"Kami baru saja melihat apa yang dilihat semua orang dengan berita Super League," kata Bamford.

"Sungguh menakjubkan hal-hal yang mereka bicarakan. Aku tidak dapat memahaminya."

"Sungguh menakjubkan keributan yang datang ke dalam permainan ketika 'kantong' seseorang terluka. Sayang sekali keributan itu tidak terjadi juga dengan hal-hal lain yang menjadi masalah sampai saat ini, seperti rasialisme misalnya," tutur Bamford menambahkan.

Baca Juga: Bersifat Mengikat, Kontrak European Super League Tahan Anggota Selama 23 Tahun

Isu rasialisme di dunia sepak bola Eropa memang sering menjadi masalah di berbagai laga.

Paling terbaru, kasus rasialisme yang baru saja diusut antara gelandang Rangers, Glen Kamara, dan bek Slavia Praha, Ondrej Kudela.