Presiden Juventus Ungkap Tujuan Super League: Reformasi dan Bukan Kudeta

By Adi Nugroho - Sabtu, 5 Juni 2021 | 16:00 WIB
Presiden Juventus sekaligus pentolan European Super League, Andrea Agnelli. (TWITTER.COM/JUVENTUSFCEN)

"Situasinya sangat dramatis."

"Kami yakin format ini bisa menyelamatkan sepak bola, seperti Piala Eropa menyelamatkan sepak bola pada tahun 1950-an," tambahnya.

Kendati membawa embel-embel menyelamatkan sepak bola, ide Super League mendapat banyak tentangan.

Baca Juga: Moto3 Catalunya 2021 - Manajer Tim Sesalkan Kecelakaan Pembalap Indonesia Andi Gilang

Bahkan, derasnya protes akan pendirian Super League membuat sembilan klub pendirinya yaitu AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Inter Milan, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur mundur dari proyek tersebut.

Setelah banyak anggota pendirinya yang mundur, tiga klub yang masih bertahan dengan ide mendirikan Super League, Barcelona, Juventus, dan Real Madrid kian sering mendapat tekanan.

Tekanan itu tak hanya datang dari kalangan penggemar dan penggiat sepak bola, melainkan dari UEFA selaku badan sepak bola tertinggi Eropa.

Meski begitu, Barcelona, Juventus, dan Real Madrid, tetap bersikeras dengan ide mereka itu.

Baca Juga: Posisinya di Barcelona Sudah Aman, Begini Respons Ronald Koeman

Terbaru, Andrea Agnelli mengeluarkan sebuah pernyataan yang menegaskan kembali sikap si Nyonya Tua, Barcelona, serta Real Madrid akan Super League.