Lindungi Anak Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Pesan Dokter Reisa

By Anissa Dea Widiarini - Sabtu, 24 Juli 2021 | 16:05 WIB
Juru Bicara Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro. (Kompas.com)

“Tidak semua orang memiliki kesehatan prima. Misalnya, orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun. Apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujar dr Reisa.

Kemudian, tracing atau kegiatan melacak siapa saja yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19. Upaya ini dilakukan supaya diketahui siapa saja yang tertular dan tidak.

Terakhir, treatment atau memeriksa orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini dilakukan agar tenaga kesehatan bias memutuskan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Dr Reisa Broto Asmoro: Untuk Keluar dari Pandemi, Masyarakat Harus Jadi Individu yang Bertanggung Jawab

“Apakah disarankan isolasi mandiri atau dirujuk ke isolasi terpusat punya pemerintah. Bagi yang punya penyakit penyerta berbahaya bisa dirujuk segera ke rumah sakit rujukan, agar dapat perawatan intensif,” paparnya.

Dengan berbagai upaya itu diharapkan, penambahan kasus harian bias menurun. Kapasitas rumah sakit juga diupayakan maksimal untuk merawat pasien dengan gejala berat, meskipun jumlahnya bertambah. Selain itu, angka kematian karena Covid-19 juga bisa ditekan sampai serendah mungkin.

Sebagai informasi, saat ini, sudah ada hampir 1.000 rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia dengan 125.000 unit tempat tidur.

“Upaya pemerintah ini semoga membuat pasien sembuh makin banya. Kemarin kasus sembuh kita 36.370, naik dari hari sebelumnya yang berjumlah 32.887,” ujar dr Reisa.