Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Kisah 2 Pelatih Indonesia Cetak Sejarah untuk Negeri Orang

By Bagas Reza Murti - Minggu, 1 Agustus 2021 | 05:45 WIB
Flandy Limpele, saat menyaksikan Aaron Chia/Soh Wooi Yik menang atas pasangan Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor 17-21, 21-17-21, 21-14 pada pertandingan perebutan medali perunggu yang digelar di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Sabtu (31/7/2021). (ASTRO ARENA)

BOLASPORT.COM - Dua pelatih asal Indonesia, Muamar Qadafi dan Flandy Limpele tercatat sukses dalam Olimpiade Tokyo 2020 kali ini, keduanya mampu mencetak sejarah dengan cara masing-masing.

Cabang olahraga Bulu Tangkis di Olimpiade 2020 menghadirkan kisah 2 pelatih asal Indonesia yang membela negara lain, mampu mencetak sejarah dengan cara masing-masing.

Kedua pelatih yang dimaksud adalah Muamar Qadafi dan Flandy Limpele.

Muamar Qadafi merupakan pelatih tunggal putra Guatemala, Kevin Cordon yang mencetak sejarah di Olimpiade Tokyo 2020.

Saat ini menempati peringkat ke-59 dunia dan hanya menjadi unggulan ke-25, Kevin Cordon berhasil lolos ke semifinal.

Baca Juga: Hasil Tim Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 - Greysia/Apriani dan Anthony Ginting Cetak Sejarah, Zohri Belum Beruntung

Ini adalah untuk pertama kalinya, wakil Guatemala sampai di semifinal Olimpiade dan akan memperebutkan medali.

Keberhasilan Cordon mencetak sejarah tak bisa dilepaskan dari sang pelatih, Muamar Qadafi yang berasal dari Indonesia.

"Kevin Cordon menjadi pemain pertama dari PanAm Continental ke Quarterfinal. dia dilatih pelatih dari Indonesia. Kalau tidak salah namanya Khadafi," tulis Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto seperti dikutip dari Kompas.com.

Kevin Cordon diketahui dilatih oleh Jose Maria Solis sejak 2004.

Solis bekerja dengan Muamar Qadafi sejak 2017 yang juga melatih tunggal putri Guatemala, Nikte Sotomayor.

Dilansir BolaSport.com dari Today in 24 via Kompas.com, Muamar Qadafi diketahui adalah mantan pemain PB Djarum.

Setelah kariernya sebagai pemain selesai, ia menjadi asisten teknis untuk tim lokal di Indonesia pada tahun 2000.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Di Balik Medali Pertama Malaysia, Ada Tangan Dingin Pelatih Indonesia

Perjalanannya untuk melihat dunia, dimulai pada tahun 2005.

Qadafi melakukan lompatan besar dengan melatih tim bulu tangkis Peru.

Berselang empat tahun kemudian, Qadafi menerima tawaran melatih tim bulu tangkis Guatemala.

Namun, sebelum ke Guatemala, ia pernah melatih tim bulu tangkis lokal di Ekuador.

Kini, Qadafi akan mempersiapkan Kevin Cordon menghadapi parati semifinal melawan Viktor Axelsen (Denmark), Minggu (1/8/2021).

Selain Muamar Qadafi, ada juga Flandy Limpele yang punya kisah sukses bersama ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Aaron Chia/Soh Wooi Yik menang atas pasangan Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor 17-21, 21-17-21, 21-14 pada pertandingan perebutan medali perunggu yang digelar di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Sabtu (31/7/2021).

Baca Juga: Juventus, Inter Milan Mau Rebutan Scudetto Lagi? Lewati Dulu AS Roma

NOC INDONESIA
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, memberi gestur selamat dengan raket mereka kepada Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) usai pertandingan perempat final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Kamis (29/7/2021).

Kemenangan ini membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik mempersembahkan medali perunggu buat Malaysia, sekaligus medali pertama buat negeri jiran di Olimpiade Tokyo 2020 kali ini.

Berkat torehan medali pertama ini, posisi Malaysia mengalami perbaikan ke peringkat ke-67 di tabel perolehan medali sementara.

Kesuksesan raihan medali pertama Malaysia tak bisa dilepaskan dari salah satu orang Indonesia, yakni Flandy Limpele yang menjadi pelatih ganda putra Malaysia.

Flandy adalah mantan pebulu tangkis ganda putra Indonesia yang pernah berpasangan dengan Eng Hian.

Semasa bermain, Flandy dan Eng Hian berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia di Olimpiade Athena 2004.

Kini prestasi serupa ditorehkan oleh Flandy melalui anak asuhnya, Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam Olimpiade Tokyo 2020.

Sementara itu, Flandy Limpele menjadi pelatih ganda putra Malaysia sejak Juni 2020 lalu.

Baca Juga: Hasil Lengkap Olimpiade Tokyo 2020 - Blunder Bek Man United Loloskan Spanyol, Wakil Afrika Tamat

Flandy Limpele

Sebelumnya, pelatih berusia 47 tahun itu melatih ganda putra India pada 2019.

Flandy berhasil mengembangkan ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty berkembang dan bersaing di kancah dunia.

Beberapa gelar seperti Thailand Open 2019 dan finalis French Open 2019 jadi pembuktian tangan dingin Flandy Limpele di India.

Namun kebersamaan Flandy di India berakhir pada Maret 2020.

Ia secara mengejutkan menerima pinangan Malaysia sebagai pelatih.

Olimpiade Tokyo 2020 jadi pembuktian pertama Flandy Limpele sebagai pelatih Malaysia.

Aaron Chia/Soh Wooi Yik mencatatkan 5 kemenangan dan hanya kalah 1 kali.

Uniknya, di antara 5 kemenangan itu, dua di antaranya didapat dari ganda putra Indonesia yakni Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya di perempat final dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di perebutan medali perunggu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)