Rossi Sebut Rival Kuat dalam Kariernya, Puji Stoner dan Nilai Simoncelli Buruk

By Delia Mustikasari - Selasa, 31 Agustus 2021 | 14:15 WIB
Dari kiri ke kanan, Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha), Marc Marquez (Repsol Honda), Valentino Rossi (M

BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berencana pensiun setelah MotoGP 2021 berakhir.

Valentino Rossi yang sudah menjalani karier balap sejak 1995 ini mengungkapkan beberapa rival kuat yang paling sulit dihadapi dalam wawancara dengan BT Sport.

Nama pertama yang disebut Valentino Rossi adalah mantan pembalap TT profesional, John McGuinness (Inggris). Dia adalah sosok yang menjadi rekan latihan Rossi di luar lintasan balap.

TT adalah balapan yang dilakukan di trek yang sempit melalui kota, pegunungan, dan pedesaan tanpa pengaman yang biasanya ada di sirkuit modern.

"John McGuinness! Ya, saya selalu berhubungan dengannya. TT sangat mirip dengan Panoramica, dekat dengan Tavullia dimana kami belajar balapan dengan skuter. Namun, bukan di trek melainkan jalan biasa yang mirip dengan TT," kata Rossi dilansir BolaSport.com dari GPOne.

Baca Juga: Honda Terpukul dengan Perubahan Ban meski Pol Espargaro Kompetitif

"Tetapi, Saya tidak ingin balapan melawan McGuinness di TT, dia terlalu cepat," ujar pembalap berjulukan The Doctor tersebut.

"Satu lagi yang ingin saya katakan adalah Alex Barros (Brasil), salah satu pembalap yang saya pelajari cara mengerem dan masuk ke tikungan karena dia sangat cepat. Colin Edwards sangat lucu juga di luar trek, saya selalu menikmati balapan dengan Colin, lalu ada Nicky Hayden."

Pada era MotoGP, rival terkuat Rossi adalah Casey Stoner (Australia) dan Jorge Lorenzo (Spanyol). Keduanya pernah menjadi rekan satu tim pembalap berusia 42 tahun itu.

"Casey Stoner adalah salah satu pembalap paling berbakat dan sulit dikalahkan karena bagi saya bakat murni dia tak terkalahkan. Dan Lorenzo, saya tidak pantas mendapatkan rekan setim seperti Lorenzo di Yamaha setelah apa yang saya lakukan untuk Yamaha," tutur Rossi.

"Saya butuh sedikit lebih lambat, ujar Rossi.

Saat nama Marco Simoncelli muncul di antara nama-nama tersebut, tampak jelas emosi terpancar di wajah Rossi.

"Lalu ada SIC, Marco. Sangat buruk, bencana, juga bagaimana semua itu terjadi. Sangat memalukan."

Baca Juga: Karena Manny Pacquiao, Oscar De La Hoya Tak Siap Jadi Pensiunan Tinju

Simoncelli yang merupakan rekan latihan Rossi tersebut wafat setelah mengalami kecelakaan pada MotoGP Malaysia 2011 di Sirkuit Sepang.

Kecelakaan itu terjadi saat MotoGP Malaysia memasuki lap kedua.

Marco Simoncelli sedang berpacu dengan Alvaro Bautista di tikungan ke-11. Kecelakaan itu juga melibatkan Colin Edwards dan Valentino Rossi.

Selanjutnya ada Marc Marquez (Repsol Honda). "Marc adalah rival yang hebat. Dia sangat cepat, salah satu yang terbaik. Tetapi, saya tidak merasa baik dengan Marquez di trek. Dia
sulit untuk bertempur. Saya pikir 20 atau 30 tahun lagi sebelum kami akur," tutur Rossi.

Rossi lalu menyebut para pembalap muda lulusan Akademi VR46.

"Saya sangat bangga dengan karena pada akhir musim ketika saya penisun, rasanya seperti ada sesuatu dari diri saya yang tersisa. Mereka sekarang atlet sejati untuk apa yang mereka lakukan di atas motor," kata Rossi.

"Ini mengubah banyak hal, bahkan ketika saya ada di motor karena mereka melaju lebih cepat dan mereka lebih baik."

Baca Juga: Gara-gara Marc Marquez Salah Perhitungan, Repsol Honda Merana