Pemandu Bakat Dortmund: Sepak Bola ASEAN Harus Susul Eropa dengan Intensitas Latihan

By Sasongko - Selasa, 8 Februari 2022 | 17:10 WIB
Direktur FK Senica, David Balda, bersama Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman (INSTAGRAM DAVIB BALDA)

Di Eropa, setiap tim sejak usia muda bakal rutin berkompetisi dengan lawan-lawan yang tangguh.

Baca Juga: FK Senica Tidak Bisa Daftarkan Witan Sulaeman Karena Sanksi FIFA?

Di Jerman misalnya, seorang anak usia 13 tahun di akademi Freiburg bakal berhadapan dengan tim-tim besar seperti Bayern Munchen, Dortmund, hingga Schalke setiap tahun.

Hal itu tentu bakal memacu setiap pemain untuk mengembangkan kekuatan fisik, teknik, serta mental bertanding.

"Mereka berlaga melawan musuh yang kuat dan tangguh."

"Di sana, mereka akan menghadapi Schalke, Cologne, atau Freiburg."

Baca Juga: Timnas U-23 Malaysia Bertemu Pratama Arhan di Piala AFF U-23, Gelandang Harimau Malaya: Tidak Takut

"Itu membantu para pemain muda untuk mengembangkan kemampuan fisik dan teknik mereka."

Karena itu, sepakbola Indonesia, umunya dalam hal ini Asia Tenggara untuk mengejar ketertinggalan dalam intensitas kompetisi dan latihan.

Penting untuk setiap pemain muda agar dapat bermain secara reguler sejak usia dini.

"Di sepak bola sangat penting untuk bermain secara reguler," lanjutnya.

Baca Juga: Shin Tae-yong Akui Belum Bisa Pastikan Kondisi Skuad Timnas U-23 Indonesia

"Sepak bola Asia harus menyusul negara Eropa dalam hal intensitas latihan dan jumlah klub profesional," ucap Farr.

"Itu akan membantu para pemain muda untuk meningkatkan kemampuan di area tertentu," pungkasnya.