Sejak Mario Balotelli pada 2014, Italia Harus Nunggu 12 Tahun untuk Cetak Gol Lagi di Piala Dunia!

By Beri Bagja - Minggu, 27 Maret 2022 | 07:30 WIB
Mario Balotelli (tengah) merayakan golnya untuk timnas Italia ke gawang Inggris di fase grup Piala Dunia (14/6/2014). (ODD ANDERSEN/AFP)

BOLASPORT.COM - Mario Balotelli ialah pencetak gol terakhir timnas Italia di Piala Dunia yang terjadi pada 2014 silam.

Di Manaus, Brasil, 14 Juni 2014, timnas Italia melakoni start Piala Dunia secara baik dan memulai fase grup dengan raihan tripoin.

Mario Balotelli menentukan kemenangan Italia 2-1 atas timnas Inggris pada partai pertama mereka di Grup D.

Claudio Marchisio membuat Gli Azzurri unggul duluan sebelum disamakan Daniel Sturridge dalam interval 2 menit saja.

Pada babak kedua, Mario Balotelli akhirnya tampil sebagai sosok penentu pertandingan melalui gol pemasti kemenangan.

Ironisnya, itulah satu-satunya kemenangan timnas Italia di Piala Dunia 2014.

Baca Juga: Timnas Italia Gagal ke Piala Dunia 2022, Roberto Mancini Korban Pengkhianatan Para Pemainnya

Dalam dua partai berikutnya, pasukan Cesare Prandelli ditekuk Kosta Rika dan Uruguay dengan skor identik 0-1.

Timnas Italia pun gagal maju ke babak 16 besar karena cuma duduk di peringkat ketiga.

Terjadi kejutan besar karena Kosta Rika dan Uruguay yang lolos sebagai dua tim teratas.

Kondisi makin menyedihkan bagi Italia karena gol Mario Balotelli ke gawang Joe Hart itu tercatat sebagai lesakan terakhir Gli Azzurri di Piala Dunia.

Ya, dalam dua edisi selanjutnya, Italia absen di pentas sepak bola terakbar sejagat.

Si Biru gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia bersama pelatih Gian Piero Ventura.

Italia hanya finis di peringkat kedua grup kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa di bawah Spanyol.

Pada fase play-off, Daniele De Rossi cs tak mampu bikin satu gol pun dan disingkirkan oleh Swedia (0-1, 0-0).

Empat tahun berselang, petir menyambar dua kali.

Di bawah asuhan pelatih berbeda dan komposisi skuad yang banyak berubah, Italia sama-sama gagal melaju ke Piala Dunia.

Roberto Mancini tak bisa meloloskan Azzurri ke putaran final di Qatar 2022 karena dikalahkan Makedonia Utara 0-1 pada semifinal play-off.

Baca Juga: Italia Gagal Lolos Piala Dunia secara Tragis, Ikut Rombongan Juara Bertahan Piala Eropa Terburuk

Muncullah rekor tak menyenangkan bagi Italia karena mereka gagal masuk Piala Dunia dua edisi beruntun untuk pertama kali sepanjang sejarah.

Artinya, peluang terdekat Italia untuk kembali tampil di ajang empat tahunan tersebut adalah pada 2026.

Dengan kata lain, publik Italia pun harus menunggu sampai 12 tahun untuk bisa kembali melihat pemain mereka mencetak gol di Piala Dunia, terhitung sejak Mario Balotelli melakukannya di Brasil 2014!

Mario Balotelli sendiri tak dimasukkan Roberto Mancini ke skuad untuk menghadapi Makedonia Utara.

Penyerang bengal yang kini memperkuat Adana Demirspor di Liga Turki hanya sempat dipanggil untuk pemusatan latihan Januari lalu, tapi tak dibawa ke skuad play-off.

Keputusan Mancini tak menyertakan Balotelli bahkan sampai dikritik ibu sang pelatih, Marianna Puolo.

"Kalau saya jadi pelatih, saya akan memanggil Balotelli," katanya.

"Dia memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan di depan gawang tidak ada yang bisa menghentikannya," ujarnya lagi. 

ALBERTO PIZZOLI/AFP
Reaksi Marco Verratti usai timnas Italia dikalahkan Makedonia Utara di semifinal play-off Piala Dunia 2022 di Renzo Barbera (24/3/2022).

Roberto Mancini terang-terangan mengungkapkan penyesalan atas terciptanya sejarah buruk ini.

Apalagi, tragedi kegagalan hanya berselang 8 bulan dari selebrasi trofi Piala Eropa 2020.

"Di level profesional, ini adalah kekecewaan terbesar dalam karier saya," kata Mancini, dikutip BolaSport.com dari Sky Sport Italia.

Baca Juga: Hasil Lengkap Play-off Piala Dunia 2022 - Italia Gugur, Trio Wales, Portugal, dan Swedia ke Final

"Terkadang hal-hal luar biasa terjadi dalam sepak bola dan kami tidak seharusnya mengalaminya."

"Kami melakukan segalanya untuk menang, tetapi kemudian beberapa pertandingan berjalan seperti ini, sekarang bahkan sulit untuk dijelaskan," ujarnya selepas duel kontra Makedonia.